Bank Syariah Mandiri Pilih IPO Tahun Depan, Ini Alasannya

Agregasi Harian Neraca, Jurnalis
Selasa 17 Juli 2018 15:11 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (Ilustrasi: Okezone)
Share :

JAKARTA – Menyusul beberapa bank syariah yang sudah go public atau mencatatkan sahamnya di pasar modal lewat penawaran umum saham perdana (IPO), menggugat niatan yang sama PT Bank Syariah Mandiri (BSM) untuk IPO. Hanya saja, anak usaha dari PT Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) tengah mematangkan rencana melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) pada akhir 2019.

Penetapan waktu tersebut berdasarkan pertimbangan situasi politik dan ekonomi Indonesia yang diperkirakan akan mulai membaik. Direktur BSM Ade Cahyo Nugroho menjelaskan, pertimbangan perseroan untuk melakukan IPO pada akhir 2019 adalah karena momentum. "Momentumnya setelah mendapat persetujuan dari Bank Mandiri dan setelah proses Pilpres dan Pilkada selesai," ujarnya di Jakarta.

 

Selain itu, perseroan juga menunggu kinerja perusahaan yang lebih baik. Pasalnya, bila masalah NPF sudah selesai, tinggal mengejar profitabilitas. Oleh karena itu, untuk bisa melakukan IPO, kata Ade, perseroan harus meningkatkan tingkat pengembalian atau keuntungan dari ekuitas (return on equity/ ROE) lebih dahulu. ROE menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih dengan menggunakan ekuitas sendiri.

Ade menjelaskan, seharusnya ROE BSM bisa ditingkatkan hingga 12%-15%. Jika mencapai ROE tersebut, BSM bisa masuk ke pasar modal dengan kondisi profitabilitas yang baik. Selain memaksimalkan ROE, BSM juga harus tumbuh baik sebelum melakukan IPO,”Kalau ROE tinggi, maka harga IPO bisa maksimal sehingga pendanaan IPO juga maksimal," jelasnya.

Baca Juga: Bank Syariah Mandiri Rombak Direksi, Siapa Saja Wajah Baru di Manajemen?

Sebelumnya, Corporate Secretary Mandiri Syariah Rizky Wisnoentoro pernah bilang, opsi untuk melakukan IPO belum mendesak dilakukan pada tahun ini dan hanya fokus perbaikan kinerja serta konsolidasi internal.”IPO belum topik yang mendesak," ujarnya.

Disampaikannya, selain IPO, BSM mempunyai opsi lain yaitu partner strategis. Pada tahun ini BSM berencana untuk meningkatkan kinerja dengan menggenjot produktivitas. Apalagi potensi bisnis bank syariah masih cukup besar ke depan. Tahun ini, perseroan tengah mengejar target untuk dapat naik kelas menjadi Bank Umum Kelas Usaha (BUKU) IV. Bank BUKU IV merupakan bank dengan modal inti di atas Rp30 triliun.

 

Kata Rizky Wisnoentoro, saat ini BSM memiliki ekuitas di level Rp7,31 triliun dengan total aset Rp90 triliun. Saat ini BSM masuk ke kategori Bank BUKU III.”Kita memang bersiap naik ke BUKU IV. Lagi on going terus, tapi tidak tahun ini juga, kita coba lakukan konsolidasi, di banyak lini kita lagi coba terus perbaikan,"ungkapnya.

Untuk mengejar target tersebut, lanjutnya, salah satu upaya yang akan dilakukan BSM adalah dengan meningkatkan produktivitas. Saat ini, dengan total cabang sekitar 765 cabang di seluruh Indonesia, Rizky menyebutkan BSM memiliki 16 ribu lebih karyawan yang akan didorong untuk terus dapat meningkatkan produktivitas bank. BSM mencatat perolehan laba bersih sampai akhir 2017 mencapai Rp365 miliar. Nilai tersebut meningkat 12,22% (yoy) dari Rp325 miliar pada 2016.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya