Pandangan berbeda dari Ekonom
Indef Bhima Yudhistira yang menilai BI akan menahan suku bunga acuan di 5,25%. Sebab, ruang kenaikan akan dimanfaatkan BI untuk merespons kenaikan suku bunga Bank Sentral AS, Fed Fund Rate pada September dan Desember 2018 mendatang.
"D isisi lain ruang pengetatan moneter BI masih ada untuk naikan bunga acuan 25-50 bps. Namun kenaikan bunga acuan ini akan digunakan BI sebagai kebijakan pre emptives naiknya Fed rate bulan September dan Desember," jelasnya.
Sementara itu, BI masih terus andalkan cadangan devisa untuk stabilisasi kurs Rupiah, meskipun konsekuensinya akan terus tergerus. Disisi lain, kondisi Turki yang sulit diprediksi akan menimbulkan gejolak bagi kurs negara berkembang.
"Jadi otoritas moneter pun akan wait and see mengkalkulasi seberapa parah dampak Krisis Turki ke Rupiah dan seberapa lama," pungkasnya.
(Dani Jumadil Akhir)