Terkendala Kontrak, Total Bangun Turunkan Target Laba Jadi Rp2,6 Triliun

JAKARTA - PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) menurunkan target pendapatan dan laba tahun 2018. Revisi itu disebabkan adanya kendala pada eksekusi kontrak.

Sekretaris Perusahaan Total Bangun Mahmilan Sugiyo menuturkan, hingga akhir tahun perseroan menargetkan dapat mengantongi pendapatan sebesar Rp2,6 triliun dari target pendapatan sebelum revisi sebesar Rp3,1 triliun.

Sementara target laba dipangkas menjadi Rp210 miliar dari sebelumnya Rp250 miliar.

 

"Kebanyakan karena masalah perizinan, izin membangun bangunan yang belum ada, Ada dua proyek, saya tak perlu sebutkan namanya, yang jelas di Jakarta. Nama proyeknya sudah ada, tapi pendapatannya belum ada,” katanya Mahmilan dalam Investor Summit di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (29/8/2018).

Untuk kontrak baru, hingga akhir 2018, Total Bangun menargetkan dapat mengantongi kontrak baru sebesar Rp4 triliun. Sedangkan, nilai proyek yang telah dikantongi Total Bangun hingga saat sebesar Rp9,6 triliun. Artinya, target kontrak baru berpotensi dua kali lipat dari target kontrak baru perseroan.

 

Adapun hingga Agustus ini, nilai kontrak yang diperoleh Total Bangun sebesar Rp2,6 triliun. Naik drastis ketimbang nilai kontrak baru Juni yang hanya sebesar Rp876 miliar.

"Proyek yang ditangani perseroan seperti bangunan mix used di Surabaya, proyek interior di SCBD, Jakarta, dan proyek pembangunan sekolah di Malang," jelas dia.

Untuk tahun 2019, Total Bangun tidak mematok pertumbuhan laba dan pendapatan yang signifikan. Total Bangun berharap dapat mengantongi pendapatan sebesar Rp3,1 triliun dan laba bersih sebesar Rp245 miliar di 2019. Sementara perolehan kontrak baru di 2019 ditargetkan tetap sebesar Rp4 triliun.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)