TANGERANG - PT Marga Mandalasakti (Astra Tol Tangerang-Merak) mulai awal September ini akan melakukan uji coba sistem pembayaran tanpa tap atau Electronic Collection Free Flow. Sistem ini diharapkan memangkas waktu transaksi menjadi lebih cepat dari sistem tap kartu uang elektronik yang saat ini berlaku.
“Di laboratorium uji coba yang telah dilakukan, sistem ini memungkinkan mobil yang berkecepatan 60 km per jam bisa terdeteksi. Tidak perlu berhenti untuk transaksi karena palang pintu tol otomatis terbuka,” ujar Presiden Direktur PT Marga Mandalasakti (MMS) Krist Ade Sudiyono di sela-sela penandatanganan Perjanjian Pembangunan Simpang Susun Balaraja Timur di Tangerang, Banten.
Dia menambahkan, sistem yang juga dikenal Multi Line Free Flow (MLFF) itu diyakini akan membuat transaksi di pintu tol semakin cepat karena kendaraan tidak perlu berhenti.
Sebagai perbandingan, waktu transaksi ketika menggunakan uang elektronik yang di tap, setiap kendaraan membutuhkan waktu hingga 2-10 detik untuk setiap transaksi.
Pada tahap awal, uji coba tersebut dilakukan di lima gerbang tol yang ada di jalur Tangerang-Merak. Namun, uji coba tersebut masih terbatas di lingkungan internal dan belum untuk masyarakat umum.
“Jika berhasil ini akan memperbarui sistem electronic collection yang ada sekarang,” kata dia.
Menurut Krist, untuk menerapkan sistem pembayaran tol tanpa berhenti (free flow) perlu kerjasama yang kuat dengan pemangku kepentingan lainnya mulai badan usaha jalan tol hingga perbankan.
Dia menambahkan, untuk mengimplementasikan teknologi tersebut diperlukan perangkat khusus berupa mesin reader yang disimpan di kendaraan, kemudian mesin pembaca sinyal dan terakhir back end system untuk perhitungan pembayarannya.
“Ujung-ujungnya ini kan ke arah transaksi yang lebih efisien, lebih cepat sehingga tidak ada lagi antrean saat melewati pintu tol,” ujar Krist.
Kata Krist ke depannya teknologi ini diharapkan bisa mengakomodasi pembayaran digital berbasis aplikasi. Adapun terkait waktu penerapan keseluruhan sistem ini di tol Tangerang-Merak, ujar Ade, masih menunggu respons pemerintah dalam hal ini Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
“Pemerintah ingin segera menerapkan ini. Terus kita diskusikan bersama apakah ini akan dipakainya secara nasional. Tunggu tanggal mainnya. Akan lebih baik lagi jika bisa serentak diterapkan bersama-sama operator tol lainnya di Indonesia,” kata Krist.
Sistem pembayaran tol tanpa berhenti merupakan bagian dari program operasional unggulan tol Tangerang-Merak. Selain itu, PT MMS juga memiliki sistem pemantauan lalu lintas tercanggih dinamakan Intelligent Traffic Management.
Teknologi yang memanfaatkan kamera pengawas pintar ini dapat menyampaikan informasi secara cepat apabila di ruas jalan tol ada kendaraan yang berhenti atau objek lain yang tidak seharusnya ada di jalan tol.
“Total kita punya 90 kamera cerdas. Sebanyak 54 unit diantara nya khusus untuk di lajur utama tol Tangerang-Merak, sisa nya di pasang di simpang susun,” tambah Kepala Divisi Hukum dan Humas PT MMS Indah Permanasari.
Sementara itu, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol BPJT Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna mengatakan, dalam peningkatan pelayanan jalan tol yang berkaitan dengan transaksi di gerbang tol merupakan usaha-usaha korporasi meningkatkan kualitas pelayanannya.
"Apapun itu, kalau sifatnya aksi korporasi dalam usaha meningkatkan kualitas pelayanan bagi badan usaha jalan tol itu di bolehkan dan tidak masalah. Yang penting sistem pelayanannya terverifikasi oleh regulator dalam hal ini BPJT Kementerian PUPR," ungkapnya.
Dia menegaskan, saat ini regulator jalan tol melalui BPJT telah menerapkan sistem cashless dengan cara tapping. Sedangkan sistem lain yang belum terverifikasi secara teknis wajib melalui verfikasi oleh rugalator jalan tol.
"Kalau ujicoba boleh, selama itu memudahkan. Namun uji coba tersebut harus kita verifikasi lagi, kalau betul-betul mau di terapkan. Sebab, sistem cashless ini juga harus sesuai dengan sistem yang ada di badan usaha jalan tol yang lain. Pengelola jalan tol itu bukan satu dua badan usaha saja, tapi ada banyak, sehingga sistem teknis cashless juga harus sesuai," pungkas dia.
Simpang Susun Balaraja Timur
Sementara itu, untuk meningkatkan pelayanan kepada pengguna jalan tol Tangerang- Merak, PT MMS mulai hari ini akan melakukan pembangunan Simpang Susun Balaraja Timur (SS Balaraja Timur) dan peningkatan kualitas jalan melalui pelapisan ulang (overlay).
Dalam pelaksanaan proyek tersebut, PT MMS menggandeng sejumlah kontraktor yakni PT Adhi Karya (persero) Tbk, PT Marga Maju Mapan, dan PT Bumi Duta Persada.
Pembangunan SS Balaraja Timur sepanjang 3,754 km ini terdiri atas pembangunan jembatan simpang susun, ramp 1 (off ramp arah Jakarta), ramp 2 (on ramp arah Jakarta), ramp 3 (off ramp arah Merak), ramp 4 (on ramp arah Merak) dan jalan akses sampai dengan pertemuan jalan nasional.
“Targetnya pembangunan simpang susun ini rampung pada Semester II/2019. Selanjutnya, kami juga akan bangun simpang susun Cikupa setelah berkoordinasi dengan pemerintah daerah,” ujar Krist.
Dia menambahkan, keberadaan simpang susun Balaraja Timur diharapkan memberikan kemudahan aksesibilitas bagi masyarakat serta mampu mendorong pengembangan wilayah Balaraja dan Provinsi Banten.
Menurut Krist, untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas layanan, PT MMS mulai tahun depan akan membangun lajur ketiga di ruas tol Balaraja Barat-Cikande-Ciujung. Adapun tahap berikutnya, pembangunan lajur tambahan akan dilakukan di ruas Ciujung-Serang-Cilegon Timur.
“Peningkatan kualitas jalan dan penambahan lajur tol ini akan terus dilakukan sesuai kebutuhan dan diskusi dengan pemerintah daerah. Kita ingin turut memajukan Banten melalu penyediaan infrastruktur jalan yang nyaman,” ujar dia. (Yanto Kusdiantono/ Ichsan Amin)
(Dani Jumadil Akhir)