Sebab, harus disesuaikan dengan jumlah unit armada. Namun, jika melihat potensinya, sektor helikopter lebih memungkinkan berkembang karena banyak bidang yang bisa digarap.
“Misalnya di sektor medical check up, kebencanaan, minyak dan gas, pemetaan wilayah, korporasi, serta urban heli untuk kebutuhan private, seperti wisata heli dan sebagainya,” ungkapnya.
Di Indonesia jumlah heli yang beroperasi masih sedikit jika dibandingkan dengan negara-negara, seperti Australia dan Brasil yang memiliki keayaan migas.
“Di Australia itu ada 2.000 helikopter yang beroperasi, begitu pula Brasil. Sementara di Jawa ada 30, kalau keseluruhan Indonesia baru sekitar 200,” ungkapnya.