Dari dalam negeri, pengumuman terkait pertumbuhan ekonomi pada kuartal ke III 2018 oleh BPS yang diprediksi akan berada di kisaran 5,1% atau lebih rendah dari kuartal sebelumnya.
“Bank Indonesia juga memprediksi pertumbuhan ekonomi tahun ini berada dibawah 5,2%. Kekhawatiran ini berdasarkan pada stagnan nya konsumsi, menurunnya kinerja investasi dan net ekspor,” katanya.
Baca Juga: Rupiah Ambruk, Dikit Lagi Tembus Rp15.000/USD
Pelaku pasar juga mencermati efek pengumuman inflasi bulan September yang tercatat deflasi 0,18%. Deflasi menunjukkan konsumsi rumah tangga yang melambat. “Yield SBN 10 tahun perlahan menurun ke 8,3% setelah beberapa minggu sebelumnya mencapai 8,7%. Penurunan yield jadi pertanda tingkat resiko mulai mereda,” lanjutnya.