JAKARTA - Kementerian Pertanian mendorong pemanfaatan lahan di Provinsi Kepulauan Riau untuk sektor pertanian maupun peternakan. Hal ini sebagai upaya untuk memenuhi ketersediaan pangan di wilayah tersebut.
Dalam hal ini dilakukan kerjasama antara Kementan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kepulauan Riau dan Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau (Pemprov Kepri) untuk pengembangan sektor pertanian dan peternakan di wilayah perbatasan Kepulauan Riau.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan, sebanyak 1.600 hektare (ha) lahan yang saat ini bisa dikembangkan di Kepulauan Riau. Di mana tahun depan akan kembali ditambah sebanyak 260 ha di Pulau Karimun.
"Sehingga Kepulauan Riau ini mandiri. Kalau dulunya ambil beras dari pulau lain, ke depan mulai beras, buah-buahan, (komoditas) apa saja termasuk peternakan, kita buat di sana," jelasnya di Kantor Kementan, Jakarta, Selasa (2/10/2018).
Baca Juga: Pacu Ekspor, Kementan Gandeng Bank Indonesia dan Kepri
Bahkan Amran menargetkan, Kepulauan Riau yang jadi perbatasan sejumlah negara tetangga ini, bisa mengekspor hasil bumi ke Singapura. Dia menjelaskan, selama ini Indonesia sudah mengekspor bawang merah dan sayuran ke Singapura, namun itu bukan berasal dari Pulau Jawa, bukan daerah perbatasan.
"Bila perlu ke depan kita bisa ekspor ke negara tetangga yaitu Singapura. Kita sudah pernah ekspor ke Singapura tapi sumber bawang merahnya dari Brebes dan sayur dari Jawa Timur dan Jawa Barat. Ke depan bila perlu dari perbatasan kita ekspor ke negara lain," jelas dia.
Dia menjelaskan, potensi pertanian di Kepulauan Riau memang belum tergali secara maksimal. Hal ini tercermin dari kontribusi pertanian terhadap pendapatan daerah yang hanya sebesar 0,012%, relatif kecil dibandingkan kontribusi tiga sektor utama, yaitu industri pengolahan, sektor konstruksi, serta sektor pertambangan dan penggalian yang berkontribusi antara 14,3%-39%.
Baca Juga: NTP Naik, Kesejahteraan Petani Indonesia Meningkat
Kendati demikian pembangunan pertanian di Kepulauan Riau perlu dikuatkan karena memiliki nilai strategis, pertama soal agribisnis pertanian memiliki potensi besar meningkatkan penghasilan daerah karena memiliki pangsa pasar yang luas, baik di dalam maupun luar negeri.
Kedua sol kemandirian pangan harus diupayakan di Kepulauan Riau karena masa tertentu terjadi kekurangan pasokan produk pertanian dari luar daerah karena kondisi cuaca yang buruk. Serta ketiga, pengembangan komoditas tertentu mampu mendukung pengembangan sektor pariwisata, atau dengan kata lain bisa disebut sebagai pertanian berbasis pariwisata.
"Kepulauan Riau sendiri memiliki kelebihan tersendiri dalam perdagangan internasional karena kawasan Batam, Bintan, dan Karimun masuk ke dalam kawasan free trade zone, yaitu kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas. Kementan membidik Kabupaten Lingga untuk dikembangkan menjadi Kawasan Sentra Produksi Pertanian untuk memasok ke Kepulauan Riau maupun untuk pasar internasional," paparnya.
(Dani Jumadil Akhir)