JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebut banyak kontrakator asing yang ada di Indonesia mulai gulung tikar satu persatu. Berdasarkan catatan Kementerian PUPR, ada sekitar 30 kontraktor asing yang sudah gulung tikar alias bangkrut.
Sedangkan sudah ada 300-an lebih kontraktor asing sudah mulai tidak aktif hingga 2018 ini. Artinya hanya sekitar 196 kontraktor asing saja yang masih aktif dari jumlah 636 kintekator asing yang berada di Indonesia.
Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Syarif Burhanuddin mengatakan, kontraktor asing memang pernah banyak malang melintang di Indonesia. Namun belakangan kontrakator asing yang masih aktif hingga 2018 hanya sekitar 196-an saja.
"Ada 636 kontraktor asing kemudian kurang lebih 300-an itu sudah tidak aktif, yang aktif itu hanya 196 sampai 2018. Bahkan ada yang close kurang lebih 30-an," ujarnya saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (2/10/2018).
Baca Juga: Pemerintah Minta Kontraktor Kirim Alat Berat ke Palu dan Donggala
Syarif menyebut banyak gulung tikar yang kontraktor asing juga dikarenakan mereka sulit untuk mendapatkan proyek lagi. Oleh karenanya, Kementerian PUPR memutuskan untuk tidak memperpanjang kontraknya.
 
Sebab menurut Syarif dalam perjanjian sudah ada komitmen jika pemerintah berhak tidak memperpanjang kontraknya. Khususnya apabila kontraktor tersebut tidak memiliki kegiatan (proyek) selama 3 tahun.
"Yang close karena mereka tidak dapat pekerjaan sampai setahun maka sesuai aturannya kita tidak memperpanjang. Kebutuhan untuk memperpanjang kan dia harus mempunyai kegiatan selama 3 tahun," jelasnya.
Baca Juga: Kekurangan Alat Berat, Baru 9 Eskavator Tersedia di Palu dan Donggala
Menurut Syarif, hal tersebut cukup membuktikan jika kontraktor dalam negeri pun tidak kalah baiknya dari kontraktor. Hal tersebut dibuktikan dengan mulai semakin banyaknya proyek yang dipercayakan kepada kontraktor dalam negeri.
 
Tak hanya itu, majunya kontraktor dalam negeri juga tidak terlepas dari semakin banyaknya garapan proyek infrastruktur pemerintah. Sedangkan pemerintah juga banyak menugaskan kontraktor dalam negeri untuk menggarap proyek tersebut.
"Umumnya dari Eropa (kontraktor asing itu). Kita harus bangga dengan kontraktor kita. Asing itu kan kalau memang kita butuhkan kalau disini tersedia ya ngapain," jelasnya.
(Dani Jumadil Akhir)