SURABAYA – PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) (Persero) tahun depan berencana membangun pabrik pengolahan kentang di Bali. Nilai investasi yang disiapkan mencapai Rp10 miliar. Bahan baku kentang akan dipasok dari pegunungan Bromo, Probolinggo, dan pegunungan Ijen, Banyuwangi.
Baca Juga: Gagal Dapat PMN, PPI Siap Tingkatkan Ekspor
Direktur Utama PPI Agus Andiyani mengatakan dalam penanaman kentang ini pihaknya akan melakukan pendampingan kepada para petani, baik ketika menanam mau pun pasca panen. Pihaknya juga akan memasok semua kebutuhan bibit kentang. “Kami berencana akan mengirim hasil olahan kentang ini ke Australia. Kami juga kirim contoh kentang olahan ini ke sejumlah negara. Dalam hal ini kami kerja sama dengan PTPN VIII,” katanya.
Di samping membangun pabrik kentang, lanjut Agus, perusahaan perdagangan pelat merah itu tahun depan juga berencana membangun pabrik pengolahan batok kelapa. Batok kepala itu akan diolah menjadi karbon aktif. Pabrik itu akan dibangun tersebar di sejumlah kota antara lain Palembang, Gorontalo, Tasikmalaya, dan Palu. “Rata-rata anggaran untuk membangun satu pabrik sebesar Rp10 miliar. Kami membangun pabrik di tempat-tempat itu (Palembang, Gorontalo, dan sejumlah kota lain) karena dekat dengan bahan baku,” terangnya. Hingga kuartal III/2018 PPI berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp1,2 triliun.
Baca Juga: Tak Dapat PMN, PPI Sebut Sudah 'Diongkosi' Gula Rp1,5 Triliun
Capaian itu tumbuh 40% dibanding periode yang sama tahun lalu. Hingga akhir tahun ini perusahaan yang berdiri sejak 2003 itu memproyeksikan pendapatan sebesar Rp2,45 triliun. Untuk laba, selama 2018 diproyeksikan mencapai Rp48 miliar, naik dibanding realisasi tahun lalu sebesar Rp28 miliar. Pendapatan terbesar perseroan berasal dari bisnis sianida, pupuk, dan pestisida. “Tahun 2018 ini kami fokus pada restrukturisasi keuangan perusahaan. Baru pada tahun depan kami akan fokus pada pengembangan,” pungkasnya.
(Lukman Hakim)
(Kurniasih Miftakhul Jannah)