Begini Strategi agar RI Jadi Lumbung Pangan Dunia pada 2045

Dani Jumadil Akhir, Jurnalis
Jum'at 19 Oktober 2018 19:31 WIB
Foto: Sawah (Dok Kementan)
Share :

JAKARTA - Pemerintah terus berupaya menggenjot sektor pertanian nasional dan menjadi lumbung pangan dunia pada 2045. Target ini dibahas pada Hari Pangan Sedunia (HPS) ke 38 tahun 2018 yang digelar tanggal 18 hingga 21 Oktober di Kalimantan Selatan.

“Kami optimis visi Pemerintah untuk menjadi lumbung pangan dunia akan terwujud karena saat ini berbagai produksi komoditas pertanian Indonesia telah meningkat secara bertahap," kata Team Lead Customer Marketing Manager, PT Bayer Indonesia Jarot Warseno, melalui keterangan tertulisnya, Jumat (19/10/2018).

Baca Juga: Hari Pangan Sedunia 2018, Momen Lahan Rawa Jadi Primadona

Dia menambahkan, meski sektor pertanian mencetak pertumbuhan yang positif, industri ini masih harus menghadapi berbagai tantangan yang mengancam ketahanan pangan Indonesia. Salah satu tantangan terbesar adalah keterbatasan lahan produktif, hama penyakit, hingga terbatasnya petani penggarap dapat mempengaruhi hasil dan kualitas panen.

"Belum lagi cuaca ekstrem dapat menyebabkan gagal panen," sambungnya.

Jarot mengatakan, sebagai perusahaan yang bebasiskan ilmu pengetahuan, pihaknya mendukung pemerintah dengan meningkatkan pengetahuan para petani dan memperkenalkan berbagai solusi pertanian yang tidak hanya dapat memaksimalkan potensi hasil namun juga dapat menjaga kelestarian lingkungan.

"Dengan penggunaan berbagai teknologi pertanian yang kami perkenalkan, kami yakin Indonesia akan dapat terus meningkatkan hasil produksi pangan dan memantapkan visi menuju ketahanan pangan dan lumbung pangan dunia 2045," tambahnya.

 Baca Juga: RI Kembangkan Teknologi Sulap Rawa Jadi Lahan Pertanian

Dalam gelaran Hari Pangan Sedunia 2018, pihaknya juga menunjukkan komitmennya dalam memberdayakan petani melalui edukasi penanggulangan nematoda atau parasit yang menyerang akar tanaman. Menurut riset yang dilakukan oleh Bayer, parasit nematoda ditemukan dalam 46% lahan pertanian di Indonesia, di mana 91% dari lahan yang terkontaminasi mengalami penurunan panen.

"Meski pengetahuan mengenai nematoda cukup tinggi, masih banyak petani yang tidak melakukan inspeksi rutin terhadap akar tanaman mereka, dan banyak di antara mereka yang menolak penggunaan nematisida karena dinilai mahal," pungkasnya.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya