Lebih lanjut Hiramsyah mengatakan, untuk empat destinasi superprioritas, semua pemangku kepentingan akan dilibatkan untuk membangun Integrated Tourism Masterplan. Hal ini penting untuk perencanaan yang baik sehingga tercapai ekowisata berkelanjutan. “Misalnya untuk Labuan Bajo, pembangunan tidak hanya terkonsentrasi di Labuan Bajo karena Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo punya daya dukung terbatas. Maka kita harus sebar aktivitas pariwisatanya meliputi seluruh Flores bahkan sampai ke Sumba. Masterplan ini dikerjakan simultan dan bersinergi antar kementerian dan lembaga,” imbuhnya.
Person in Charge Pokja 10 DPP Kemenpar Labuan Bajo Shana Fatina mengatakan, amenitas khususnya perhotelan di Labuan Bajo terus bertambah dari 1000 kamar pada 2016 menjadi sekitar 2200 kamar hotel saat ini, dan juga sudah ada hotel bintang 5. Demikian juga keberadaan kapal terus bertambah menjadi sekitar 300, sehingga menunjang kegiatan wisata bahari. “Sentra-sentra kuliner baru juga dikembangkan di Labuan Bajo untuk mengakomodasi kegemaran wisatawan akan makan dan belanja,” sebutnya.
(Inda Susanti)
(Kurniasih Miftakhul Jannah)