JAKARTA - Mukesh Jagtiani atau biasa di sapa Micky tak menyangka bisa sesukses sekarang. Sebagai pendiri dan CEO Landmark Group, dia telah menjadi orang terkaya ke-30 di India dengan kekayaan mencapai USD4,8 miliar atau setara Rp68,6 triliun (kurs Rp14.300 per USD) pada 2018.
Menilik sejarah, dia bukanlah orang yang terlahir dari kalangan bangsawan maupun konglomerat. Micky terlahir dari keluarga sederhana pada 15 Agustus 1952 di Kuwait. Meski besar di Timur Tengah, dia tidak melupakan akar bangsanya.
Memasuki usia balig, Micky disekolahkan ke Madras, Mumbai, India, dan Beirut, Lebanon. Dia merupakan orang keturunan India yang putus kuliah karena kekurangan biaya semester.
Baca Juga: Hanya Makan Ikan 2 Kali Sebulan, Pria Ini Jadi Orang Terkaya Dunia
Micky lalu fokus mencari uang dan mulai berupaya membangun usaha rintisan baru (startup). Namun, saat itu dia masih di bayang-bayangi keraguan dan kecemasan karena kurangnya informasi serta pengalaman. Dengan tekanan kebutuhan yang terus berlanjut, dia akhirnya memilih bekerja sebagai sopir taksi dan cleaning service.
Pada 1972, Micky kembali kepada keluarganya di negara Teluk untuk mencari inspirasi dan bantuan dari saudara-saudaranya. Namun, dia justru menghadapi kemelaratan karena anggota keluarganya meninggal berturut-turut.
Saudaranya tewas terjangkit leukemia, ayahnya terkena diebetes, dan ibunya terserang kanker. Micky yang masih muda dan kesulitan meniti karier telah menghadapi kesulitan itu seorang diri. Dia lalu menepikan semua kesedihan dan memanfaatkan ruko sewaan yang ditinggalkan saudaranya di Bahrain.
Baca Juga: Donald Bren, Miliarder yang Berkutat di Sektor Real Estat selama 50 Tahun
Warisan keluarganya sebesar USD6.000 dijadikan modal utama membangun usaha toko perlengkapan bayi dan anak-anak. Micky menjual aksesoris bayi, kereta bayi, popok, mainan, dan lainnya. Dia fokus memasarkan barangnya kepada ekspatriat dan imigran dari Asia.
Selama tahun-tahun awal dia bekerja seorang diri. Ketika bisnisnya berjalan lancar, dia merekrut seorang pegawai dan fokus mengembangkan bisnisnya ke berbagai wilayah. Dalam satu dekade, Micky berhasil melakukan ekspansi babyshop hingga enam toko dengan ratusan pegawai.
Namun, Perang Teluk meletus yang memaksa Micky dan keluarganya pindah menuju Dubai, UEA. Di tempat baru, dia mendirikan Landmark Group yang kini menyebar ke seluruh Timur Tengah, Afrika, dan India.