JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyarankan para petani sawit untuk beralih menanam komoditas lain seperti jengkol. Pasalnya, Kepala Negara menilai jengkol lebih menguntungkan di pasaran.
Pedagang Jengkol Pasar Induk Kramat Jati Raba mengatakan, harga jengkol saat ini memang tengah mengalami kenaikan. Di Pasar Induk Kramat Jati, harga jengkol mencapai Rp35.000 per kilogram (kg).
Baca Juga: Sarankan Tanam Jengkol, Ini Alasan Presiden Jokowi
“Harga jengkol yang cukup terbilang mahal dengan kisaran Rp35.000 per kg untuk jengkol jenis super sedangkan jengkol yang biasa hanya dipatok Rp25.000 per kg,” ujarnya kepada Okezone.
Raba mengatakan, jengkol yang dia jual mayoritas berasal dari dalam negeri. Dia mengakui belum ada jengkol dari luar alias impor.
“Produk jengkol lokal. Masih dari dalam negeri," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden berpesan agar para petani jangan berharap dari menanam buah sawit. Ke depan cari yang lebih menjual dan merauk untung banyak, seperti kopi, kayu manis, jengkol, dan petai.
Tidak hanya itu, menurut Jokowi, buah manggis juga menjanjikan jika dijadikan komoditi. Sebab, permintaan konsumen di Singapura, Taiwan, Hongkong, Jepang dan Cina sekarang ini cukup tinggi sekali.
Baca Juga: Nilai Tukar Petani Naik Jadi Tanda Daya Beli Terus Membaik
"Minyak bunga matahari di Prancis, jadi jangan semua nanam sawit semua, mana yang tadi yang ingin nanam sawit yang lain (masih) banyak misalnya ditanami nilam, kepayang, itu minyak untuk kosmetik, parfum banyak sekali, jenis tanamannya jangan hanya sawit terus, (juga) karet harganya jatuh bareng-bareng pusing bareng juga," ujar Jokowi.
Kemudian, Jokowi memanggil para petani yang memanfaatkan lahan dari SK Perhutanan Sosial untuk menanam kayu manis, kepayang, hingga pete dan jengkol.
(Feby Novalius)