Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Harga Jengkol Mahal, Begini Komentar Mendag

Lidya Julita Sembiring , Jurnalis-Senin, 05 Juni 2017 |21:17 WIB
Harga Jengkol Mahal, Begini Komentar Mendag
Foto: Lidya/Okezone
A
A
A

JAKARTA - Ramadan kini memasuki minggu kedua, sejumlah harga bahan pokok utama mulai mengalami penurunan di sejumlah pasar. Tapi berbeda dengan komoditas jengkol yang hanya mengalami lonjakan harga saat Ramadan saja.

Seperti Ramadan 2017, harga jengkol terpantau melonjak tinggi mencapai Rp85.000 per kilogram (kg) di Jakarta, bahkan di Jambi mencapai Rp120.000 per kg.

Menanggapi hal ini, Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan, kenaikan harga jengkol karena suplai dan demand di pasaran. Selain itu, pemerintah juga saat ini fokus untuk menjaga harga bahan pokok utama tetap stabil jadi tak terlalu memusingkan harga jengkol yang bukan bahan pokok utama.

"Kalau ditanya kenapa harga jengkol naik, kembali lagi hukum ekonomi suplai dan pohon-pohonnya banyak ditebang, kemudian kami lebih memprioritaskan kepada bahan pokok. Ini (jengkol) kebutuhan marginal dan kita yang benar kebutuhan bahan pokok," ungkapnya di Ruang Rapat Komisi VI DPR RI, Jakarta, Senin (6/5/2017).

Menurutnya, di Indonesia hanya beberapa orang yang makan jengkol dan bukan menjadi prioritas utama. Sedangkan kebutuhan utama lainnya sudah ditetapkan harga maksimalnya seperti bawang putih Rp38.000 per kg, gula pasir Rp12.500 per kg, minyak goreng curah Rp11.000 per kg, dan daging kerbau beku Rp80.000 per kg.

"Di sini hanya beberapa orang yang (makan) jengkol. Tapi kalau bicara nasi, semua (makan) nasi, mayoritas. Tapi apapun ini, kita prioritasnya ada di sana. Ini suplainya berkurang. Kayunya (pohon jengkol) dipakai untuk furnitur. Ini (sekarang) harganya luar biasa," tukasnya.

(kmj)

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement