Disampaikannya, peningkatan cadangan batu bara tersebut berasal dari empat wilayah usaha penambangan (WUP). Empat WUP tersebut adalah Roto Samurangau, Susubang Uko, Samu Biu dan Pinang Jatus. Samurangau dan Pinang masih dalam tahap eksplorasi. Mayoritas dari Roto dan Susubang. [Penaikan] sebagian besar dari yang eksisting," ungkapnya.
Dalam laporan eksplorasi September 2018, luas empat lahan WUP tersebut mencapai 47,5 ha. Adapun, total cadangan Kideco pada 2018 sekitar 422 juta ton. Hingga saat ini, Kideco memiliki 50 pelanggan yang berasal dari 16 negara. Saat ini, perseroan juga akan membangun gudang di Kalimantan Timur, melalui PT Kariangau Gapura Terminal Energi (KGTE), dengan nilai investasi sekitar USD108 juta, atau sekitar Rp1,5 triliun.
Adapun, fasilitas penyimpanan tersebut bekerja sama dengan PT ExxonMobil Idnonesia. Dalam perjanjian dengan ExxonMobil, katanya, KGTE akan memiliki, dan mengoperasikan terminal di Kalimantan Timur. Terminal ini, akan menjadi bentuk dukungan INDY terhadap pengembangan logistik nasional, khususnya di Indonesia bagian timur.
Terkait dengan rencana investasi senilai USD108 juta untuk mendukung bidang logistik, awalnya, perseroan merencanakan mengalokasikan investasi senilai USD20 juta. Namun, dalam realisasi hal tersebut tidak terjadi, sebab investasi awal senilai USD20 juta tersebut akan dilakukan pada awal 2019. Sumber pendanaan untuk membangun terminal ini juga berasal dari pinjaman perbankan, yang akan diperoleh dari tiga bank. Sebagian dari pinjaman ini akan dalam dolar AS.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)