Volume Transaksi Remitansi BNI Capai USD85,3 Miliar

Koran SINDO, Jurnalis
Rabu 09 Januari 2019 10:57 WIB
Bank BNI (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk (BNI) mencatat volume transaksi remitansi sebesar USD85,3 miliar per Desember 2018. Angka itu mengalami kenaikan sebesar 14,2% dibandingkan dengan periode sama tahun 2017.

Direktur Tresuri dan Bisnis Internasional BNI Rico Rizal Budidarmo mengatakan, pihaknya siap meningkatkan volume transaksi dan juga kualitas layanan remitansi pada 2019. Perseroan bergabung menjadi anggota eksklusif Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication-Global Payment Innovation (SWIFT GPI). “BNI menjadi pionir atau bank pertama yang mulai mempraktikkan SWIFT GPI di Indonesia sejak Januari ini,” ujar Rico di Jakarta.

Dengan bergabung dalam SWIFT GPI, BNI dapat memberikan pelayanan transaksi keuangan antarnegara secara lebih cepat, lebih transparan, dan jauh lebih mudah melacak posisi transaksi pembayaran yang dilakukan. Itu dimungkinkan karena SWIFT GPI menerapkan kode referensi UETR (Unique End to End Transaction Reference) yang dapat dimonitori. “Sehingga keberadaan transaksi bisa terlacak keberadaannya secara real time ,” ujarnya.

Baca Juga: BNI Ikut Membiayai Proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II

SWIFT GPI merupakan standar baru dalam pembayaran global lintas negara. Karena terdapat penyempurnaan atas proses dan transparansi pembayaran yang sebelumnya diterap kan melalui SWIFT. Standar SWIFT GPI diterbitkan sebuah perusahaan penyedia layanan kiriman uang ke seluruh dunia yang saat ini memiliki 10.400 anggota di 200 negara, baik bank maupun nonbank.

Sebagai anggota, BNI menjadi salah satu dari 360 bank di seluruh dunia yang melakukan inisiasi menjadi anggota SWIFT GPI. Melalui SWIFT GPI, BNI berkomitmen meningkatkan layanan kepada nasabah, baik nasabah korporasi maupun ritel, yang membutuhkan layanan kiriman uang sesuai kebutuhan.

Kebutuhan terbesar nasabah adalah informasi mengenai keberadaan transaksi mereka serta kepastian waktu tempuh transaksi hingga sampai kepada penerima. Sebelumnya status kiriman uang harus melalui beberapa proses. “Pertama, kami harus menanyakan status transaksi kepada intermediary bank melalui MT 199 dan menunggu jawaban yang waktunya tidak bisa diketahui. Sekarang bank dan nasabah dapat mengetahui posisi transaksi secara real time,”kata Rico.

Sebagai pionir transaksi berbasis SWIFT GPI di Indonesia, BNI akan terus mengembangkan sistem untuk memenuhi kebutuhan nasabah. “Tahap selanjutnya kami akan membangun aplikasi tracker transaksi SWIFT GPI yang bisa diakses oleh nasabah melalui gawai. Jadi, mereka bisa melakukan tracking transaksi pribadi langsung melalui ponselnya,” kata Rico.

Perbankan yang tidak bergabung sebagai anggota SWIFT GPI tidak bisa memantau proses transaksi yang dikirimkan. Nasabah pada bank yang tidak menjadi anggota SWIFT GPI juga akan sulit memantau posisi transaksi, waktu tempuh transaksi tidak bisa teridentifikasi karena pengirim, dan penerima tidak mengetahui berapa jumlah bank yang harus dilalui oleh transaksi tersebut.

BNI Smart Remittance hadir melayani kiriman uang dari luar negeri ke Indonesia maupun dari Indonesia ke seluruh dunia. Layanan kiriman uang BNI dari luar negeri didukung sistem yang andal dan jaringan internasional luas melalui enam kantor cabang luar negeri, dua kantor perwakilan, BNI Remittance Limited di Hong Kong, serta 1.600 bank koresponden di seluruh dunia.

BNI bekerja sama dengan bank di seluruh dunia, juga dapat melayani kiriman uang ke luar negeri dengan Same Day Service, Yuan Remittance, Won Remittance, Local Currency Settlement (LCS) ke Malaysia dan Thailand, serta kiriman uang ke-125 mata uang lokal di seluruh dunia.

(Hafid Fuad)

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya