JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan kembali memberlakukan kebijakan Domestik Market Obligation (DMO) kepada perusahaan batu bara dalam negeri. Kebijakan ini merupakan lanjutan dari yang diterapkan pada tahun lalu.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono mengatakan, nantinya kuota untuk pasar domestik masih sama dengan tahun lalu yakni di kisaran 20-25%. Sementara jika dari sisi harga, batu bara untuk pasar domestik akan dijual dengan harga USD70 dolar per ton.
"Kebijakan 2019 masih sama, besaran antara 20-25% tergantung produksi nasional berapa," ujarnya saat ditemui di Kantor Ditjen Minerba, Jakarta, Rabu (9/1/2019).
Baca Juga: Harga Batu Bara Dipatok Sebesar USD92,41/Ton
Bambang menjelaskan, kembali ditetapkannya kebijakan DMO ini menyusul kesuksesannya pada tahun lalu. Pada tahun lalu, hampir seluruh perusahaan berhasil menerapkan kebijakan ini meskipun ada beberapa perusahaan yang masih nakal.
Namun menurutnya, lebih banyak perusahaan yang menjalankan DMO ini dengan baik. Salah satu contohnya adalah PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang penyerapan DMO nya cukup baik.
Berdasarkan catatannya, realisasi DMO yang bisa diserap oleh PLN pada 2018 adalah sebesar 95 juta ton. Menurutnya angka tersebut cukup bagus, meskipun untuk tahun ini perseoan belum melaporkan targetnya kepada Kementerian ESDM.
"Realisasi 95 juta ton. Saya minta ke PLN kebutuhan tahun ini berapa sudah di kontrakan ke perusahaan atau belum, kalau sudah berapa besar, dari perusahaan mana saja, alokasi per bulan perusahaan itu harus kirim berapa. Agar saya mudah awasi," jelasnya.
Baca Juga: Permintaan Batu Bara Global Diprediksi Naik hingga 2023
Oleh karena itu lanjut Bambang, nantinya kebijakan DMO ini akan terus dipantau agar tidak ada penurunan baik dari sisi produksi maupun pasokan. Khusus produksi ini nantinya akan dipantau secara ekstra karena menurutnya, realisasi DMO akan sangat bergantung pada jumlah produksi di tahun ini.
Oleh karenanya lanjut Bambang, pada tahun ini pihaknya akan terus menggenjot produksi batu bara. Meskipun proyeksi target produksi batu bara pada tahun ini tidak jauh berbeda dengan tahun 2018.
"Itu tergantung produksi (batu bara tahun ini)," ucapnya.
(Feby Novalius)