Lebih lanjut dijelaskan, transaksi ini bukan transaksi afiliasi sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam No IX.E.I tentang Transaksi Afiliasi dan Bukan Material sebagaimana diatur oleh regulator pasar modal. Sebagai informasi, tahun ini perusahaan berencana menambah 4 pabrik baru untuk memperbesar penguasaan pasar yang sekarang 5% serta untuk mendukung pertumbuhan pada 2019 yang ditargetkan 40% hingga 60%. Dana operasional untuk 4 pabrik baru sekitar Rp120 miliar akan dialokasikan dalam belanja modal (capex) 2019.
Direktur Operasional Sariguna Primatirta, Eko Susil pernah bilang, pada tahun kemarin pihaknya sudah menambah 3 pabrik baru, yakni di Kendari (Sulawesi Tenggara), Ngoro (Mojokerto) dan Ungaran (Semarang). Dengan tambahan 3 pabrik ini, sampai akhir tahun 2018 total pabrik yang dimilikinya sebanyak 22 pabrik dengan kapasitas produksi mencapai 4 miliar liter per tahun.
Menurut Eko, penambahan pabrik baru akan terus dilakukan dan pada 2019 akan ada tambahan lagi 4 pabrik baru, yakni satu line di Singosari dekat Malang, Kediri, Prigen (Pandaan) dan Bali. Khusus pabrik di Bali itu adalah pabrik yang ketiga untuk memenuhi kebutuhan pasar di Bali yang pertumbuhannya sangat pesat.
Dana yang dibutuhkan untuk 4 pabrik pabrik baru itu cukup bervariasi sesuai kapasitas produksinya. Untuk pabrik yang berkapasitas 100 juta liter per tahun, yakni di Singosari, Kediri dan Prigen diperkirakan dana yang dibutuhkan untuk setiap pabrik sebesar Rp20 miliar, sedang pabrik yang di Bali berkapasitas 500 juta liter per tahun, dananya sekitar Rp50 miliar. Dana operasional 4 pabrik itu diperkirakan sekitar Rp110 miliar hingga Rp120 miliar dan akan dialokasikan dalam capex 2019.”Dengan tambahan 4 pabrik baru itu, kita nanti merupakan pabrik AMDK dengan pabrik paling banyak dan kapasitas produksi kita bertambah menjadi 4,8 miliar liter per tahun," ungkap Eko.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)