JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melansir pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang pada 2018 naik sebesar 4,07% dibandingkan tahun 2017.
"Dibandingkan 2017, industri manufaktur naik tapi agak melambat, karena beberapa hal. Di antaranya adanya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, kemudian melemahnya negara tujuan ekspor Indonesia, nah ini masih menjadi tantangan," kata Kepada BPS Suharyanto dilansir dari Antaranews, Jumat (1/2/2019).
Baca Juga: Tantangan Industri Manufaktur di Tengah Melambatnya Ekonomi AS-China
Menurut data BPS, beberapa sektor industri mengalami pertumbuhan tertinggi sepanjang 2018, di antaranya industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki tumbuh 18,78%.
"Industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki, menjadi pendorong utama pertumbuhan industri manufaktur pada 2018," ungkap Suharyanto.
Selain itu, industri makanan dan minuman naik 16,04%, industri pakaian jadi naik 13,17%, industri karet, barang dari karet dan plastik naik 11,29% dan industri mesin dan perlengkapan naik 10,85%.
Sedangkan, beberapa jenis industri manufaktur yang mengalami penurunan produksi terdalam pada 2018 yakni industri komputer, barang elektronik dan optik turun 15,06%.
Kemudian, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan turun 6,98%, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia turun 4,95% dan industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan, dan sejenisnya turun 0,35%.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)