"Industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki, menjadi pendorong utama pertumbuhan industri manufaktur pada 2018," ungkap Suharyanto.
Selain itu, industri makanan dan minuman naik 16,04%, industri pakaian jadi naik 13,17%, industri karet, barang dari karet dan plastik naik 11,29% dan industri mesin dan perlengkapan naik 10,85%.
Sedangkan, beberapa jenis industri manufaktur yang mengalami penurunan produksi terdalam pada 2018 yakni industri komputer, barang elektronik dan optik turun 15,06%.
Kemudian, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan turun 6,98%, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia turun 4,95% dan industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan, dan sejenisnya turun 0,35%.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)