JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyebut pengoperasian kereta Masa Rapid Transit (MRT) Jakarta akan berdampak baik baik perekonomian Jakarta dan sekitarnya. Khususnya bagi perkembangan properti di wilayah Jabodetabek.
Menurut Basuki, sebelum ada MRT masyarakat enggan untuk membeli apartemen. Namun adanya MRT ini, minat masyarakat untuk memiliki apartemen di wilayah Jabodetabek akan meningkat.
Baca Juga: Sri Mulyani Hitung Dampak MRT Jakarta ke Ekonomi Indonesia
Ditambah dengan adanya pengembangan Transit Oriented Development (TOD) yang dikembangkan pemerintah, BUMN maupun swasta. Akan semakin banyak apartemen menempel stasiun MRT yang akan dibangun oleh pengembang.
"Contohnya dulu orang melihat apartemen pasti dia tidak berfikir tinggal di apartemen. Sekarang dia akan melihat apartemen alternatif yang nyaman untuk dipilih," ujar Basuki di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Rabu (13/3/2019).
"Kita sudah bicarakan sedikit ada di Lebak bulus lahannya PU kita akan kerjasamakan agar jadi TOD. Itu bukan sumbangsih tapi kolaborasi," katanya.
Apalagi lanjut Basuki, ketika MRT Jakarta sudah tersambung dari timur ke barat dan selatan ke utara. Dirinya meyakini dampaknya akan sangat besar bagi perekonomian Indonesia dan khususnya Jabodetabek.
Baca Juga: Ada MRT, Sri Mulyani: Tak Perlu Beli Apartemen di Tengah Kota
Seperti diketahui, MRT Jakarta sendiri saat ini baru menghubungkan dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI dengan panjang 16 km. Saat ini, MRT Jakarta sedang menunggu aproval dari pemerintah Provinsi DKI Jakarta terkait dengan Ground breaking dari Bundaran HI menuju Kampung Bandan sepanjangan 8 km.
"Ini baru 16 km dari Lebak bulus ke HI. Kita akan teruskan dari HI sampai ke Kampung Bandan. Itupun belum maksimal masih 24 km. Nanti akan lebih terasa manfaatnya kalau dari Kembangan sampai Bantar Gebang sudah dibangun," katanya.
(Dani Jumadil Akhir)