Menurutnya, keputusan itu bisa membantu penguatan daya tahan ekonomi Indonesia terhadap tekanan eksternal (trade war, risiko geopolitik dan Brexit), juga menjaga stabilitas makroekonomi khususnya Rupiah. Serta mempertahankan daya tarik investor asing untuk memegang aset dalam Rupiah karena lebih atraktif.
Tak hanya itu, juga turut membantu masuknya dana asing (capital inflows) yang dapat menguatkan kurs Rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSD), serta memperkecil defisit transaksi berjalan (CAD) menjauhi 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Momentum pertumbuhan pun masih bisa dikelola dengan baik.
"Ditahannya suku bunga BI juga akan disambut gembira kalangan perbankan, sektor riil dan investor portofolio karena level 6% ini dinilai akomodatif," tutup dia.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)