Jokowi-Ma'ruf Bakal Tingkatkan Investasi Langsung

JAKARTA - Indonesia ke depan sangat membutuhkan investasi langsung asing atau Foreign Direct Investment (FDI). Pasalnya, FDI dapat memberikan efek berganda bagi perekonomian Tanah Air.

Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo- Ma'ruf Amin, Arif Budimanta mengatakan menyatakan, hal itu menjadi fokus pemerintahan Jokowi-Ma'ruf ke depan jika memenangkan Pilpres 2019. Menurutnya, ada tiga keuntungan bagi Indonesia jika FDI ditingkatkan.

"Pertama, investasi dalam rangka untuk datangkan devisa untuk jangka menengah atau panjang. Kedua menciptakan lapangan kerja yang banyak, dan ketiga melibatkan usaha kecil dan menengah (UKM)," ujarnya ditemui di Hotel Millenium, Jakarta, Rabu (10/4/2019).

Baca Juga: 18 Kawasan Industri Luar Jawa Bakal Serap Investasi Rp250 Triliun

Dia menyatakan, ke depan investasi akan terus digenjot untuk menghasilkan devisa yang lebih besar. Seiring dengan itu, pemerintahan kedepan juga akan fokus menciptakan substitusi impor sehingga tidak banyak devisa yang keluar dari dalam negeri.

Menurutnya, dengan menarik investasi asing masuk ke Indonesia menjadi strategi menengah jangka panjang yang akan memperbaiki defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD). Selain itu, juga bisa mendorong pertumbuhan investasi yang pada akhirnya berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

"Salah satu strategi pertumbuhan ekonomi bisa lebih tinggi itu dengan investasi tumbuh doubel digit," katanya.

Baca Juga: Satgas Waspada Investasi Berikan Tips Agar Terhindar Investasi Bodong

Sementara itu, dari sisi meningkatkan investasi dari dalam negeri, pemerintahan ke depan juga akan fokus untuk menyelesaikan persoalan besar di sektor industri, yakni terkait infrastruktur dan perizinan. 

"Ini jadi komitmen. Online single submission (OSS) sekarang sudah berjalan dan banyak dibantu pengusaha, karena ini persoalan meruntuhkan egoisme sektoral di pusat dan daerah. Saya lihat ini bukti bahwa apa yang dikerjakan pemerintah merupakan bagian yang selama ini dihadapi persoalannya oleh dunia usaha," kata dia,

(Feby Novalius)