Penting Mana, Rumah Impian atau Rumah Sesuai Kebutuhan?

, Jurnalis
Senin 22 April 2019 09:08 WIB
Ilustrasi: Shutterstock
Share :

JAKARTA - Istilah Home is where the heart is digunakan orang untuk menggambarkan kondisi rumah yang ideal. Sebab lewat ungkapan ini, rumah yang ideal tidak melulu soal ukuran ataupun kemewahan.

Ungkapan ini lebih merujuk pada sebuah rumah yang mampu memenuhi kebutuhan penghuninya dan memberikan kenyamanan.

Meski bentuknya yang kokoh dan besar, rumah sejatinya merupakan kebutuhan yang dinamis. Artinya, rumah yang kita miliki saat ini, yang kita rasa sudah bisa memenuhi kebutuhan dan kenyamanan kita saat ini, mungkin saja tidak lagi terasa nyaman dan cukup di kemudian hari. Mungkin saja suatu hari nanti Anda memang benar-benar perlu pindah ke rumah baru.

Dikutip dari halaman Rumah.com, Senin (22/4/2019), berdasarkan data survei melalui Instagram Rumah.com beberapa waktu lalu. Hasilnya menunjukkan bahwa 50% responden telah memiliki rumah sendiri (bukan mengontrak atau tinggal di rumah orang tua/mertua).

Akan tetapi dari responden yang sudah memiliki rumah tersebut, sekitar 40% ternyata merasa tidak puas dengan hunian yang ditinggali saat ini dan mengaku ingin pindah ke hunian yang lebih baik.

Keinginan untuk pindah bukanlah hal yang tabu, bukan pula sikap yang tidak bersyukur. Seseorang, apalagi sebuah keluarga, punya alasan yang masuk akal untuk merasa tidak nyaman lagi dan ingin pindah ke rumah baru. Alasan itu muncul seiring berjalannya waktu.

Anggota keluarga yang bertambah menuntut ruang yang lebih besar di rumah. Kehadiran anggota baru menuntut kebutuhan baru, seperti sekolah, yang sebelumnya tidak dibutuhkan oleh pasangan yang baru menikah.

Jika rumah yang kita miliki saat ini tidak bisa memenuhi kebutuhan yang berkembang itu, pindah bisa menjadi solusi.

Menunda membeli rumah saat sudah mampu adalah sikap yang salah. Kenaikan harga properti yang pesat tidak sejalan dengan kenaikan bunga tabungan ataupun rata-rata kenaikan gaji.

Lebih baik beli rumah yang belum ideal, tapi mencukupi kebutuhan saat ini. Baru nanti saat punya rezeki dan kebutuhan sudah berkembang, saatnya pindah ke rumah yang lebih baik lagi.

Meski demikian, di setiap fase apapun Anda membeli rumah, entah itu rumah pertama ataupun pindah ke rumah baru untuk memenuhi kebutuhan yang sudah berkembang, pertimbangan antara emosional dan rasional harus tetap seimbang.

Berikut ini beberapa pertimbangan yang bisa dipakai untuk membeli rumah:

Pertimbangan Emosional

Pertimbangan emosional adalah pertimbangan-pertimbangan seputar aspek estetika dan kenyamanan di rumah Anda kelak. Percuma jika Anda punya rumah tetapi tidak merasa nyaman dan senang tinggal di dalamnya.

Bicarakan dari hati ke hati, satukan tujuan Anda dan pasangan. Selami masa kecil masing-masing: adakah bagian dari memori masa kecil yang ingin dibawa ke rumah idaman?

Dalam pengalaman saya, suami saya, misalnya, menempatkan keberadaan teras depan rumah sebagai hal yang harus ada. Menurutnya, teras rumah adalah tempat yang paling enak untuk ngobrol. Semasa kecil, ia sangat menikmati kenangannya berdiskusi kecil dengan ibunya di teras depan rumah. Saya?

Teras depan nggak masalah, tapi bathtub dan balkon adalah ruang yang tak bisa ditawar. Guess what? That’s my childhood home!

Hal-hal semacam ini tetap harus menjadi pertimbangan, meski tetap harus dikompromikan dengan pertimbangan rasional.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya