Pemindahan Ibu Kota Bukan untuk Ciptakan Jakarta Baru

Giri Hartomo, Jurnalis
Selasa 30 April 2019 14:43 WIB
Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro. Foto: Giri/Okezone
Share :

JAKARTA - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Bambang Brodjonegoro mengatakan pemindahan ibu kota bukan untuk menciptakan Jakarta baru. Akan tetapi murni untuk mengurangi bebang Jakarta.

Sebab menurut Bambang, saat ini beban Jakarta sangat berat sekali. Sebab selain sebagai Ibu Kota Negara, Jakarta juga menjadi pusat bisnis dari Indonesia.

"Saya ingin klarifikasi bicara Ibu Kota baru bukan untuk ciptakan Jakarta kedua sebagai pengganti Jakarta," ujarnya di Kantor Bappenas, Jakarta, Selasa (30/4/2019).

Baca Juga: Pemindahan Ibu Kota Marak Diperbincangkan, Simak 10 Negara yang Lebih Dahulu Berhasil

Menurut Bambang, saat ini Jakarta menjadi salah satu kota terpadat di Dunia. Jakarta sendiri menempati kota nomor empat terpadat di dunia setelah New Delhi, Tokyo dan Manila

"Pertama adalah bahwa kembali lagi Jakarta demikian padat, penduduknya salah satu terpadat di dunia. Jakarta terpadat keempat di dunia," ucapnya.

Bambang memaparkan, jumlah penduduk di Jakarta sendiri mencapai 10,2 juta jiwa. Angka ini cukup fantastis mengingat, kota-kota lainnya di Indonesia memiliki penduduk yang jauh dengan Jakarta

"Jakarta nomor 1 di Indonesia tapi penduduknya 10,2 juta. Tapi Surabaya cuma 3 juta. Penduduknya tidak balance. Semuanya terpusat di Jakarta," jelasnya.

Belum lagi lanjut Bambang, penduduk di daerah penyangganya juga cukup besar. Penduduk daerah Bekasi sendiri mencapai 2,4 juta jiwa. Sedangkan Depok jumlah penduduknya mencapai 2,1 juta jiwa. Selanjutnya adalah Tangerang yang mana penduduknya mencapai 2 juta jiwa. Sedangkan Tangerang Selatan jumlah penduduknya mencapai 1,5 juta jiwa.

"Di dalam 10 kota terbesar 5 dari 10 di Jabodetabek. Bekasi 2,4 juta, Depok 2,1 juta, Tangerang 2 juta, Tangerang Selatan 1,5 juta. Jadi kalau kita gabungkan ini luar biasa," kata Bambang.

Jumlah penduduk yang begitu padat, membuat produktivitas Jakarta menurun karena kemacetan. Waktu tempuh perjalanan dari rumah menuju kantor (commuting) untuk satu arah mencapai 2-3 jam.

"Communitng time avragen-ya 2-3 jam satu arah. Kalau hitung satu hari 4-5 jam per hari. Kalo kita bicara aspirasi mobil balap kecepatan cuma 16 km," ucapnya.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya