Margin laba kotor infrastruktur yang tinggi pada kuartal I-2018 secara khusus merupakan dampak dari status reserved shutdown pada saat itu, sedangkan margin laba kotor pilar leisure & hospitality yang rendah pada kuartal I-2019 dikarenakan dampak pascabencana tsunami. Sementara itu, margin laba kotor dari pilar land development & property meningkat karena hasil bauran produk yang terjual di kuartal I-2019. Namun, perbaikan ini belum dapat menutupi penurunan kedua pilar lainnya tersebut.
Laba bersih Jababeka pada kuartal I-2019 meningkat menjadi Rp74,3 miliar dibandingkan Rp15,8 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Alasan utama peningkatan ini adalah karena dampak pergerakan selisih kurs. Perolehan EBITDA kuartal I-2019 senilai Rp187,6 miliar, turun dibandingkan dengan Rp227,8 miliar seiring dengan menurunnya laba kotor secara absolut.
Saat ini, luas kota Jababeka adalah 5.600 hektare yang dihuni oleh lebih dari 1.650 perusahaan multinasional dari 30 negara dengan jumlah pekerja lebih dari 700.000 orang, yang dilengkapi dengan pusat pendidikan seperti President University, kawasan perumahan dan komersial, golf, medical city, botanical garden, dan fasilitas pendukung lainnya.
(Dani Jumadil Akhir)