Baca Juga: Pertamina Beli Airbus A400 untuk Angkut BBM ke Papua
Jonan menegaskan bahwa program BBM Satu Harga ini akan berlanjut hingga tahun 2024 mendatang. Pemerintah daerah dipersilahkan untuk mengusulkan wilayah yang perlu dibangun lembaga penyalur BBM. Pemilihan wilayah tersebut tentunya memperhatikan kriteria bahwa daerah itu merupakan daerah tertinggal, terdepan dan terluar di Indonesia.
"BBM Satu harga ini setelah 2019 bagaimana, terus ga? Akan terus dibangun sampai 2024. Kalau mau seluruh kota lengkap, jumlahnya ada 500. Jadi tambah lagi 330 kecamatan sampai tahun 2024. Tahun ini ada 8 Lembaga Penyalur yang dibangun di NTT. Mohon kalo Bapak berkenan kami duduk dengan Pertamina dan BPH Migas untuk melakukan pemetaan. Kalau sekiranya bapak berkenan pemerintah provinsi usul inginnya (dibangun) di mana," jelas Jonan, dalam keterangannya, dikutip dari Antaranews, Jumat (10/5/2019).
Dengan beroperasinya lembaga penyalur BBM Satu Harga di wilayah ini diharapkan perekonomian masyarakat meningkat seiring turunnya harga sembako. "Mengingat sebelumnya masyarakat di wilayah Poco Ranaka harus membeli BBM dengan harga hingga Rp15.000 per liter," ungkap Jonan.
Baca Juga: BPH Migas Dorong Pemda Bentuk Sub Penyalur BBM