Akhir tahun lalu, jumlah menaranya mencapai 15.032. Target tenant-nya atau penyewa menara diharapkan bertambah sebanyak 2.000 di tahun ini dengan posisi di akhir tahun lalu yang sebanyak 25.459 tenant. Dia menyebutkan, tahun ini perusahaan menganggarkan belanja modal senilai Rp 1 triliun-Rp 1,5 triliun. Dananya akan berasal dari pendanaan internal dan plafon pinjaman yang saat ini dimiliki perusahaan senilai USD600 juta dari 10 kreditor.
Di kuartal pertama tahun ini, TBIG memiliki 25.998 penyewaan dengan 15.192 sites telekomunikasi yang terdiri dari 15.131 menara telekomunikasi dan 61 jaringan DAS. "Untuk saat ini semua perusahaan telekomunikasi melakukan role out di 4G, sampai kuartal I-2019 kami nambah 500 tenant dan itu sebagian besar 4G," ujar Helmi
Dengan tambahan 510 tenant, TBIG mencatat pendapatan sebesar Rp 1,13 triliun dengan EBITDA sebesar Rp 965 miliar. Selain itu dari sisis rasio kolokasi juga mengalami peningkatan dari 1,69x menjadi 1,71 x.
Pendapatan terbesar berasal dari Telkomsel yang mencapai 44%, disusul kemudian Indosat sebesar 21% dan XL Axiata yang mencapai 18%. Tahun ini dirinya optimis dengan target penambahan 3.000 tenant akan mampu mengerek kinerja perusahaan.
"Revenue dan EBITDA sih pasti growth kalau tenant growth. Yang penting, kami juga harapkan semua operator kondisi keuangannya sehat, tergantung mereka juga kalau bisnis mereka bagus ke kami juga bagus," katanya.