Iwan menambahkan, EY Indonesia dengan global expertise serta local knowledge yang luas, berkomitmen kuat untuk turut serta terus mendukung pengembangan pasar modal dan meningkatkan jumlah emiten di Indonesia.
EY juga berkomitmen untuk terus melakukan kegiatan serupa di masa-masa mendatang, tentu saja dengan terus bekerjasama dengan pihak Bursa Efek Indonesia dan institusi terkait lainnya.
Di kesempatan yang sama, EY Indonesia juga menyampaikan apresiasinya atas kerja Bursa Efek Indonesia di 2018 dalam mensosialisasikan serta mengedukasi perusahaan untuk go-public melalui beragam program yang telah berhasil mencatatkan hasil yang membanggakan bagi kemajuan pasar modal Indonesia.
Tercatat pada tahun 2018, jumlah emiten yang melantai di bursa adalah sebanyak 55 emiten. Sementara itu hingga pertengahan tahun ini, jumlah emiten baru adalah 32 perusahaan.
Selain itu, EY secara rutin mengeluarkan hasil riset “Global IPO Trends Report” yang dirilis tiap kuartal. Global IPO Trends ini memberikan insights, tren pasar, dan outlook untuk wilayah Amerika, Asia Pasifik, Jepang, dan EMEIA. Ringo Choi, EY Asia-Pacific IPO Leader dalam laporan tersebut menjelaskan mengenai kondisi IPO di wilayah Asia Pacific.
Dia mengatakan, masalah perdagangan yang sedang berlangsung antara AS dan Tiongkok yang terus memiliki efek pada sentimen investor di seluruh Asia-Pasifik, prospek penurunan ekonomi membuat banyak perusahaan mempercepat rencana IPO mereka.
“Melihat para calon emiten yang berlomba untuk melantai di bursa di tengah kondisi ekonomi serta rata-rata kinerja pasca-IPO tetap positif, kami berharap tingkat aktivitas IPO Asia-Pasifik akan meningkat pada paruh kedua tahun 2019,” jelasnya.