JAKARTA - Pegawai Negeri Sipil (PNS) setiap tahun akan mengalami perubahan. Lebih terlihat lagi, apabila ada CPNS untuk pengganti para pensiunan, layaknya refresh di suatu instansi pemerintahan.
Baru-baru ini, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyindir PNS zaman dahulu. Di mana, PNS dahulu ingin dilayani, dihormati dan fasilitas yang lebih baik. Benarkah?
Oleh sebab itu, Okezone Finance merangkum perbedaan PNS zaman old dan zaman now. Berikut 6 fakta-faktanya:
Baca juga: Atlet Berprestasi Dapat Formasi Khusus di Penerimaan CPNS 2019?
1. Ingin Dilayani Vs Harus Melayani
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengingatkan kepada ribuan calon pegawai negeri sipil (CPNS) penerimaan tahun 2018 untuk melayani masyarakat, bukannya minta untuk dilayani ketika sudah diangkat menjadi PNS.
"Prinsip sebagaimana yang selalu menjadi pegangan Anda semua ialah melayani. Jangan lagi berprinsip untuk dilayani. Banyak PNS zaman dulu itu ingin dilayani, dihormati, mendapat fasilitas yang lebih baik. Itu pikiran masa lalu yang sudah berubah," kata Wapres.
Baca juga: Jangan Lupa, Pendaftaran CPNS Dibuka Oktober 2019 dengan 100.000 Formasi
Tugas melayani itu dapat dicerminkan sesuai dengan bidang tempat PNS tersebut bekerja, baik di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat maupun Kementerian Dalam Negeri.
"Semua punya tugas masing-masing untuk melayani, melayani untuk maju agar tertib, untuk memajukan sesamanya, melayani pengusaha yang memberikan pekerjaan kepada orang banyak agar mempercepat dunia usaha," jelasnya.
2. Diperlambat vs Dipercepat
Menurut JK, pemerintah sendiri saat ini sedang mendorong investasi dengan cara mempercepat perizinan. Oleh karenannya dibuatlah Online Single Submission (OSS) atau perizinan satu pintu.
Baca juga: Pendaftaran Pegawai Setara PNS Kembali Molor
“Sebagai seorang pegawai negeri atau ASN di kantor artinya harus mempercepat izin,” ujarnya.
Dengan bekerja di lingkungan pemerintahan, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meminta para calon pegawai negeri sipil (CPNS) untuk dapat bekerja dengan cepat khususnya dalam hal pemberian izin usaha dan memangkas birokrasi.
"Jangan berprinsip kalau bisa diperlambat, kenapa dipercepat? Pokoknya harus dipercepat," ujar JK.
3. Gaptek vs Era Digital
Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta kepada para Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) untuk konsisten sampai diangkat menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN). Maksudnya, prinsip disiplin harus terus dibawa hingga menjadi ASN nanti.
Para CPNS baru ini juga dituntut untuk tidak cepat puas. Jangan pernah berhenti untuk terus belajar baik itu dari para senior ataupun referensi lainnya.
Baca juga: Siap-Siap, 200.000 Formasi Segera Dibuka untuk CPNS dan PPPK
“Masa kini kemajuan teknologi masa di mana yang terbaik akan memenangkan persaingan. Masa di mana orang belajar terus menerus,” katanya.
Salah satu yang harus terus dipelajari adalah teknologi. Karena saat ini sudah hampir semua bidang bergerak munuju penggunaan teknologi digital.
“Saya memerintahkan untuk pengetahuan teknologi. Apa yang kalian dapat di sekolah adalah teori. Tentunya berbeda dengan di lapangan yang praktek,” jelasnya.
Baca juga: Di Depan Ribuan CPNS 2018, JK: Jangan Gaptek
4. Berpusat di Jawa vs Disebar ke Pelosok
Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta kepada Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang baru untuk selalu siap. Termasuk juga selalu siap untuk ditempatkan di daerah terpencil sekalipun.
Menurut JK, siap ditempatkan di mana saja merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada negara. Apalagi Indonesia merupakan negara luas yang tidak hanya berpusat di Jawa.
“PNS muda harus siap ditempatkan di mana saja. Itu salah satu tekad dan pengabdian,” ujarnya.
Alasan mengapa para CPNS baru ini harus siap ditempatkan di mana saja adalah karena dirinya tidak ingin hanya PNS itu-itu saja yang mengisi di daerah tersebut. Misalnya, untuk daerah Papua dirinya ingin agar tidak hanya PNS dari Papua saja yang tugas di sana.
5. Dinilai Madesu vs Rebutan Sarjana
Di era 1980 sampai 2000, Pegawai Negeri Sipil (PNS) tidak dianggap sebagai pekerjaan yang ‘madesu’ alias masa depan suram menarik. Pasalnya orang menganggap PNS bukan pekerjaan dengan kinerja yang baik.
"Di era 1980-2000-an PNS dianggap suram sehingga PNS tidak menarik, tetapi sekarang minat menjadi pegawai negeri sipil meningkat dan animonya sangat tinggi banyak dari perguruan tinggi bukan lagi dari menengah ke bawah," kata Menteri PAN RB Yuddy Chrisnandi saat masih menjabat.
Baca juga: JK Minta CPNS Baru Harus Bisa Mempercepat Izin
Yuddy menyebut, menariknya PNS saat ini adalah karena banyaknya jaminan yang diberikan pemerintah kepada PNS. Mulai dari jaminan kesehatan, hari tua, kecelakaan hingga jaminan kematian.
"Pemerintah semakin hari memberikan perhatian, keberadaan UU Aparatur Sipil Negara (ASN) memberikan sinyal kuat kepada masyarakat terdidik untuk memberikan kesempatan luas dari pengembangan karier dan kesejahteraan," cetusnya.
(Feby Novalius)