JAKARTA - Pemerintah masih terus merayu perusahaan asal Korea Selatan Hyundai untuk segera berinvestasi di Indonesia. Asal tahu saja, Hyundai sendiri memang sudah memiliki komitmen kuat untuk investasi di Indonesia yang ditaksir senilai miliaran dolar di mobil listrik.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengatakan, pihaknya tengah mengebut pembahasan pemberian insentif kepada Hyundai yang akan berinvestasi di Indonesia. Thomas menargetkan pemberian insentif untuk Hyundai bisa rampung sebelum acara ASEAN Korea Summit yang rencananya digelar di Busan, Korea Selatan pada November ini.
Baca Juga: Semester I-2019, Realisasi Investasi Naik 9,4% Melaju ke Rp395,6 Triliun
Diakuinya, negoisasi terkait insentif fiskal kepada Hyundai cukup berjalan alot. Namun dirinya tetap optimis negosiasi ini bisa segera rampung segera.
"Kita negosiasi sengit mengenai insentif secara informal kami pasang deadline menyelesainya negosiasi ini sebelum ASEAN Korea Submit yang digelar di Busan di bulan November ini," ujarnya di Kantor BKPM, Jakarta, Selasa (30/7/2019).
Baca Juga: Jokowi Temui Bos Hyundai, Bahas Mobil Listrik hingga Mobil Terbang
Thomas mengatakan, pemberian insentif fiskal ini akan sangat akan mempermulus dan mempercepat langkah Hyundai untuk berinvestasi ke Indonesia. Apalagi ini juga sejalan dengan komitmen Presiden Joko Widodo untuk membangun pabrik mobil listrik di Indonesia.
"Untuk menggolkan investasi Hyundai dan kia butuh insentif yng nendang harus bisa yakinkan Hyundai dan KIA untuk investasi di Indonesia, " katanya.
Sebagai informasi, terkait rencana investasi, Hyundai masih melakukan proses studi. Salah satunya adalah meninjau beberapa kawasan untuk lokasi pabrik
Rencananya 40% dari produksi Hyundai di Indonesia akan diekspor. Sementara 60% sisanya diperuntukkan bagi pasar domestik.
(Dani Jumadil Akhir)