Para menteri pun mendesak Menteri AFTA Vietnam untuk memastikan bahwa tarif setiap komponen pembentuk CKD adalah 0 persen. Seharusnya Vietnam menginfokan nilai tarif untuk produk CKD sebesar 0 persen. Namun Vietnam malah menghapus tarif untuk produk CKD dan penetapan pos tarifnya didasarkan bukan pada kesatuan produk utuhnya, melainkan per komponen. Akibatnya, proses mendapatkan tarif preferensi ekspor CKD dibebani dengan penyiapan dokumen preferensi per komponen CKD.
Sementara itu, pada pertemuan AIA Council, para Menteri fokus membahas perkembangan kerja sama investasi di ASEAN. Sejumlah negara ASEAN termasuk Indonesia telah melakukan sejumlah upaya reformasi kebijakan investasi yang diharapkan dapat menarik sejumlah investasi asing (foreign direct investment/FDI) ke wilayah ASEAN. Para menteri juga membahas penyelesaian ratifikasi sejumlah protokol untuk mengubah ASEAN Comprehensive Investment Agreement (ACIA) yang mengatur ketentuan mengenal perkembangan promosi, fasilitasi, dan perlindungan investasi di kawasan ASEAN.
(Fakhri Rezy)