Australia tergantung pada Timur Tengah
Impor minyak Australia dari luar negeri mencapai angka 90 persen dari keseluruhan kebutuhan minyak.
Ini meliputi minyak yang sudah disuling yang tinggal dijual di SPBU atau minyak mentah yang kemudian disuling di tempat kilang minyak di Australia untuk menjadi produk jadi.
Ketegangan politik bisa membuat masalahnya jadi lebih rumit.
Sumber pasokan minyak yang sudah disuling ke Australia adalah negara seperti Korea Selatan, Singapura, Jepang, Malaysia dan China.
Semua negara itu menggantungkan diri dari pasokan minyak mentah dari Timur Tengah.
Perang terbuka di Timur Tengah yang menghentikan pergerakan kapal tanker minyak akan sangat mempengaruhi persediaan BBM Australia.
Marsekal Udara John Blackburn menuduh Pemerintah Australia telah bersikap sembrono.
"Pemerintah tidak memiliki pasokan sendiri di dalam negeri, tidak memberikan mandat minimum persediaan yang harus dimiliki oleh industri, seperti yang dilakukan banyak negara maju lainnya," katanya.
"Kita pada dasarnya tergantung kepada pasar. Dan yang harus kita ingat, semua perusahaan minyak adalah perusahaan asing."
Negara lain memiliki persediaan BBM lebih besar. Contohnya, Amerika Serikat memiliki cadangan minyak 700 juta barel, yang diperkirakan akan cukup untuk persediaan selama enam bulan.
Pemerintah Australia sedang berunding dengan Amerika Serikat untuk mendapat cadangan tersebut bila keadaan memang sangat buruk.
Menurut aturan yang dikeluarkan Badan Energi Internasional (IEA) negara seperti Australia harus memiliki cadangan BBM yang bisa digunakan selama 90 hari.
Namun menurut kajian yang dilakukan oleh Departemen Energi Australia akhir tahun 2018, cadangan minyak keseluruhan Australia hanya bertahan sampai 53 hari.
(Fakhri Rezy)