Harga Minyak Mentah Naik 1% di Tengah Kekhawatiran Pasokan Arab Saudi

Fakhri Rezy, Jurnalis
Selasa 24 September 2019 08:17 WIB
Minyak Mentah (reuters)
Share :

NEW YORK - Harga minyak mentah ditutup menguat hingga 1% pada Senin (23/9/2019) waktu setempat. Pergerakan yang cukup fluktuatif dikarenakan produsen fokus terhadap Arab Saudi yang akan memulihkan kilang minyaknya pasca serangan drone.

Melansir Reuters, New York, Selasa (24/9/2019), minyak mentah berjangka Brent naik 49 sen atau 0,8% ke USD64,77 per barel. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) AS naik 55 sen atau 1% ke USD58,64 per barel.

 Baca juga: Fakta-Fakta Kilang Minyak Arab Saudi Diserang hingga Nasib IPO Aramco

“Kami telah melihat perdagangan berjangka di kedua sisi yang tidak berubah hari ini. Pasar ragu untuk mengemudi terlalu tinggi pada saat ini sampai mendapatkan lebih banyak fakta. Tapi saya pikir berita bullish lebih penting daripada berita bearish,” kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group di Chicago.

 

Dalam pergerakannya, Brent Futures memulai sesi perdagangan ke level tertinggi USD65,6 per barel. Hal ini dikarenakan Arab Saudi perlu beberapa bulan lebih lama daripada perusahaan minyak Aramco untuk mengantisipasi dan memperbaiki kerusakan dari serangan 14 September.

 Baca juga: Harga Minyak Tergelincir di Tengah Kekhawatiran Baru Perang Dagang

Sebuah sumber menjelaskan perkembangan terbaru kepada Reuters bahwa Arab Saudi telah memulihkan lebih dari 75% dari produksi minyak mentah yang hilang setelah serangan yang merobohkan 5,7 juta barel per hari, atau lebih dari setengah produksi minyak kerajaan, dan akan kembali ke volume penuh awal minggu depan.

"Meskipun itu bukan kesimpulan sebelumnya bahwa respons terhadap Iran akan terjadi, ketidakpastian tentang apa yang mungkin terjadi adalah menjaga tingkat risiko premium dalam harga," kata Anthony Headrick, analis pasar energi di CHS Hedging LLC di Inver Grove Heights, Minnesota .

 Baca juga: Pasokan Minyak Australia Rentan di Tengah Konflik Timur Tengah

Analis memproyeksikan persediaan AS kemungkinan akan tetap di bawah rata-rata lima tahun dalam beberapa minggu mendatang karena negara meningkatkan ekspor untuk membantu mengisi kekosongan Saudi.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya