JAKARTA - Pengamat menilai posisi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) periode 2019-2024, harus diisi oleh tokoh yang memiliki kemampuan manajerial dan pengalaman bisnis yang kuat. Hal itu diperlukan untuk mendorong kinerja BUMN di tengah ketidakpastian ekonomi global yang masih membayangi ekonomi domestik.
Baca juga: Sst..Ini Bocoran 'Susunan Kabinet' dari Menteri Sofyan Djalil
"Figur Menteri BUMN yang ideal adalah kombinasi di antara kemampuan konseptual dan managerial yang kuat, sekaligus memiliki pengalaman praktek bisnis yang handal," ujar Pengamat BUMN sekaligus Managing Director Lembaga Management FEB Universitas Indonesia Toto Pranoto kepada Okezone.
Menurutnya, kriteria tersebut akan sejalan untuk mewujudkan cita-cita Jokowi dalam mendorong BUMN menjadi pemain di tingkat global. Bahkan membentuk super holding company.
Sekedar informasi, holding merupakan perusahaan induk yang membawahi beberapa perusahaan lain yang berada di dalam satu grup perusahaan tersebut. Sedangkan super holding merupakan gabungan dari holding-holding perusahaan tersebut.
"Kombinasi ini akan pas terkait rencana Presiden untuk merealisasikan superholding company dan BUMN going global," tambah Toto.
Dia menyatakan, ke depannya Indonesia akan menghadapi lingkungan ekonomi yang bergerak sangat dinamis, di sisi lain sumber daya yang dimiliki terbatas. Oleh sebab itu, perlu menteri yang memang figurnya telah teruji untuk mengisi posisi jabatan tersebut.
Pemerintah sendiri dinilai masih perlu melakukan penguatan di sektor riil, harmonisasi kebijakan fiskal dan moneter, mempercepat sektor kreatif dan digital, hingga penguatan diplomasi ekonomi luar negeri.
"Sehingga ini perlu ditangani dengan profesional. Kompetensi figur yang dipilih harus tepat, di samping memiliki kemampuan memimpin dan mengeksekusi yang kuat," katanya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)