JAKARTA - Pergerakan pasar saham Indonesia dalam sepekan ke depan masih dibayangi faktor eksternal seperti perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Sedangkan di dalam negeri, pasar menanti hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI).
Tak hanya itu, pasar juga akan mencermati dampak usai dilantiknya Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf sebagai Presiden dan Wakil Presiden untuk 5 tahun ke depan.
Baca Juga: Hari Terakhir Kerja Kabinet Kerja I, IHSG Setop di Zona Hijau
“Pasar masih akan mencermati kesepakatan perang dagang antara AS dan China. Minggu lalu pasar di warnai harapan yang turun naik terkait kesepakatan perang dagang. Tengah pekan pasar sempat optimis setelah Presiden Donald Trump mengatakan fase pertama perjanjian perdagangan akan disusun dalam tiga pekan ke depan,” ujar Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee, dalam keterangan tertulisnya, Senin (21/10/2019).
AS akan menunda kenaikan tarif impor yang semula akan dimulai pekan depan. Sedangkan China direncanakan akan membeli antara USD40 miliar dan USD50 miliar produk pertanian AS.
Pasar menjadi khawatir karena Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan kenaikan tarif Desember terhadap produk China akan dilakukan jika kesepakatan tidak tercapai. Pejabat AS dan China mengatakan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan sebelum kesepakatan dapat dicapai.
Baca Juga: Jeda Siang, IHSG Tak Banyak bergerak di 6.188
“China masih menginginkan adanya putaran pembicaraan selanjutnya, sebelum Presiden Xi Jinping menandatangi fase pertama kesepakatan. China ingin AS membatalkan kenaikan tarif yang direncanakan untuk Desember. Banyak hal yang harus di sepakati membuat masalah perang dagang masih mempengaruhi pasar dalam beberapa pekan ke depan,” tuturnya.