AS-China Segera Damai, Indeks S&P 500 Cetak Rekor Tertinggi

NEW YORK - Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup menguat pada perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu pagi WIB) setelah meredanya perang dagang yang ditandai dengan perjanjian pakta perdagangan AS-China.

Selain itu, hasil laporan emiten yang kuat dari Intel Corp mengangkat indeks saham yang membuat indeks S&P 500 mencatat rekor tertingginya.

 Baca Juga: Wall Street Tergelincir Menanti Laporan Kinerja Amazon

Melansir Reuters, Jakarta, Sabtu (26/10/2019), indeks Dow Jones Industrial Average naik 152,53 poin atau 0,57% menjadi 26.958,06, indeks S&P 500 naik 12,26 poin atau 0,41% menjadi 3.022,55 dan indeks Nasdaq Composite naik 57,32 poin atau 0,7% menjadi 8,243.12.

Untuk minggu ini, indeks S&P 500 naik 1,2%, Dow naik 0,7% dan Nasdaq naik 1,9%.

Selama sesi perdagangan, indeks S&P 500 mencapai pada level 3.027,39, yang melampaui rekor penutupan 3.025,86 pada 26 Juli. Tapi pada akhir perdagangan ke level 3.022.55.

 Baca Juga: Hubungan AS-China Memanas, Wall Street Bergerak Mixed

Sementara itu, bursa saham AS naik lebih awal setelah kantor Perwakilan Dagang AS mengatakan pembicaraan tingkat wakil akan dilanjutkan. Presiden Donald Trump mengatakan China ingin membuat kesepakatan dengan sangat buruk.

"Sedikit berita perdagangan positif telah mendorong pasar naik, tetapi itu tidak terlalu negatif bahkan sebelum berita ini muncul," kata manajer portofolio senior Morgan Stanley Investment Management Andrew Slimmon.

 

Di sisi lain, laporan kuartalan Intel menambah sentimen positif. Saham pembuat chip itu melonjak 8,1%, persentase kenaikan harian terbesar sejak Januari 2018, setelah perusahaan mengalahkan pendapatan dari perkiraan.

Untuk Amazon.com Inc (AMZN.O) jatuh setelah raksasa e-commerce memperkirakan pendapatan dan laba untuk kuartal liburan penting di bawah perkiraan. Saham Amazon berakhir 1,1% lebih rendah, jauh dari sesi rendah mereka.

"Reaksi pasar terhadap Amazon tidak seburuk yang dipikirkan orang, yang menciptakan suasana positif," kata kepala strategi pasar JonesTrading Michael O'Rourke.

(Dani Jumadil Akhir)