Jahja menambahkan, BCA mencatat pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 10,4% menjadi Rp673,1 triliun. Adapun kontribusi CASA sebesar 74,2% dari total dana pihak ketiga.
Menurut Jahja, keunggulan dalam perbankan transaksi terus mendukung peningkatan dana inti BCA yang berupa dana giro dan tabungan (CASA). CASA sendiri tumbuh 7,6% YOY menjadi Rp514,9 triliun ditopang oleh tingginya pertumbuhan jumlah transaksi khususnya pada e-channels.
Sementara itu deposito berjangka meningkat 10,7% yoy menjadi Rp169,2 triliun. Rasio kecukupan modal (CAR) dan rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR) tercatat pada level yang sehat masing-masing sebesar 23,7% dan 80,6% rasio. Sementara rasio pengembalian terhadap aset (ROA) tercatat sebesar 4%.
“Fokus dalam menjaga posisi likuiditas dan permodalan yang solid serta kualitas kredit yang sehat akan menopang kinerja bisnis BCA secara berkelanjutan. BCA tetap mengembangkan bisnis secara hati-hati dengan mencermati kondisi lingkungan bisnis namun mengoptimalkan peluang-peluang yang ada, bank-bank ada bersikap terbuka terhadap perubahan dan beradaptasi sesuai perubahan perilaku nasabah agar tetap di tengah perkembangan industri keuangan yang dinamis,” jelas Jahja.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)