JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melakukan kunjungan dan mengajar ke Sekolah Dasar (SD) 01 Kenari, Kwitang, Jakarta Pusat. Sri Mulyani memberikan banyak pemahaman mengenai pengelolaan uang negara.
Banyak dari anak-anak kelas 6a Sekolah Dasar (SD) 01 Kenari menjawab dengan jawaban-jawaban yang menarik saat ditanyakan oleh menkeu.
Okezone merangkum, fakta-fakta soal kegiatan mengajar Sri Mulyani kepada anak-anak SD 01, Senin (5/11/2019):
1. Siapa Presiden Indonesia?
Sri Mulyani melakukan kegiatan mengajar kepada siswa-siswi kelas 6a sekolah dasar (SD) di SDN Kenari 1, Kwitang, Jakarta Pusat. Pada awal mengajar, Sri Mulyani menanyakan kepada siswa kabarnya.
Baca Juga: Sri Mulyani: Anak SD Tak Ingin Jadi Dirjen Pajak, Tapi Youtuber
"Apa kabar kalian, semua," kata Sri Mulyani di SDN Kenari.
Para siswa-siswi kelas 6a sekolah dasar (SD) di SDN Kenari 1 langsung menjawab pertanyaan dari Sri Mulyani. "Baik, bu," ujar para siswa kompak menjawab.
Sri Mulyani pun kembali bertanya kepada pada siswa-siswi tentang siapa Presiden Indonesia saat ini. "Siapa Presiden Indonesia saat ini," tanya Sri Mulyani.
2. Anak SD Tak Ingin Jadi Dirjen Pajak, Tapi Youtuber
Saat mengajar di Sekolah Dasar (SD) 01 Kenari, Kwitang, Jakarta Pusat, banyak yang tidak berminat menjadi Direktur Jenderal Pajak ataupun Menteri Keuangan.
"Tadi ditanya mau jadi Dirjen Pajak, mau jadi Menteri Keuangan? Tak mau mereka, mereka maunya jadi Youtuber, jadi atlet internasional, jadi pilot jadi pengusaha sukses," ujar Sri Mulyani, Senin.
3. Anak SD Paham Soal Pajak
Menurut dia, para siswa sekolah dasar tersebut ternyata mengetahui tentang pengelolaan keuangan negara. Salah satunya terkait penerimaan pajak.
"Jadi saat, saya tanya tentang pajak dia tahu. Bahkan para siswa melakukan role playing atau permainan peran untuk mengelola keuangan negara," ungkap dia.
Baca Juga: Sri Mulyani Nantikan Peran Nadiem Makarim di Dunia Pendidikan RI
Dia menjelaskan lewat permainan peran tersebut terlihat ada diskusi yang menarik terkait perlunya membayar pajak di antara anak-anak. Di mana ada siswa mengatakan tidak perlu membayar pajak. Namun ternyata lebih banyak yang mengatakan perlu membayar pajak.
"Saya ditanya kenapa kok kalian harus bayar? Ya, ‘untuk kepentingan bersama’, itu solidaritas yang luar biasa, keluar spontan dari mereka," pungkas dia.