Optimisme Pelaku Usaha Turun, Apa Sebabnya?

Yohana Artha Uly, Jurnalis
Selasa 05 November 2019 18:03 WIB
Laporan Keuangan (Foto: Shutterstock)
Share :

JAKARTA - Optimisme pelaku usaha terhadap kondisi bisnis di Indonesia terus menurun. Hal itu terlihat dari penurunan Indeks Tendensi Bisnis (ITB) di kuartal III-2019 maupun perkiraan di kuartal IV-2019 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS).

BPS mencatat ITB pada kuartal III-2019 sebesar 105,33, menurun dari kuartal II-2019 yang sebesar 108,81. Meski demikian, indeks tersebut masih tercatat tumbuh di atas rata-rata 100.

Baca Juga: Banyak Negara Krisis Ekonomi, Gubernur BI: Kita Harus Bersyukur

"ITB-nya masih di atas 100, masih bagus, meski menunjukkan tingkat optimismenya turun dari kuartal II-2019," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Selasa (5/11/2019).

Menurut pria yang akrab disapa Kecuk tersebut, penurunan optimisme pelaku usaha terhadap kondisi bisnis di dalam negeri terlihat dari turunnya indeks pada komponen pembentuk ITB. Komponen pendapatan usaha tercatat sebesar 106,92 turun dari indeks di kuartal II-2019 yang sebesar 114,44.

Begitu pula dengan komponen penggunaan kapasitas usaha yang turun menjadi 107,56 dari kuartal sebelumnya yang sebesar 110,73. Namun, komponen rata-rata jumlah jam kerja tercatat mengalami peningkatan tipis dari 101,26 menjadi 101,51 di kuartal III-2019.

Berdasarkan lapangan usaha, lanjut Kecuk, tingkat kondisi bisnis yang membaik dan optimisme pelaku bisnis tertinggi terjadi pada sektor pengadaan listrik dan gas. dengan nilai ITB 116,67. Kemudian sektor jasa pendidikan dengan ITB 115,22, serta jasa keuangan dan asuransi dengan ITB 114,71.

Sementara, tingkat kondisi bisnis dan optimisme pelaku bisnis sangat rendah pada sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib dengan ITB 98,81. Kemudian pada sektor real estat dengan ITB 100,44, serta pertambangan dan penggalian dengan ITB 101,14.

Pada kuartal IV-2019 optimisme pelaku bisnis diperkirakan berlanjut turun, tercermin dari ITB sebesar 104,79 yang menurun dari kuartal sebelumnya. Menurut Kecuk, pesimistis itu tak terlepas dari kondisi ekonomi global yang masih dipenuhi ketidakpastian bahkan perlambatan pertumbuhan.

Pelaku usaha menaruh harapan pada order dalam negeri yang terlihat indeksnya mencapai 113,05, namun rendah pada order luar negeri terlihat dari indeks 98,77. Indeks harga jual produk tercatat 104,42 serta order barang input sebesar 102,92.

"Order dalam negeri diperkirakan kuat, tapi mereka (pelaku usaha) enggak berharap banyak dari order luar negeri, karena menyadari negara-negara lainnya mengalami pelemahan ekonomi," jelas dia.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya