JAKARTA – Ketegangan geopolitik di Timur Tengah mempengaruhi harga minyak mentah. Pasalnya, serangan udara dari Amerika Serikat (AS) ke Irak memicu akan adanya balasan dari negara Islam tersebut.
Mengutip CNBC, Jakarta, Senin (6/1/2020), harga minyak diperkirakan akan melonjak USD80 per barel. Hal ini terjadi jika ketegangan geopolitik mengganggu pasokan minyak mentah di Timur Tengah. Analis mengatakan, pelaku pasar di sektor energi gelisah setelah serangan udara Amerika Serikat menewaskan personil militer Iran dan Irak.
Baca juga: Harga Minyak Meroket Imbas Hubungan AS-Iran Tak Harmonis
Saat ini, minyak mentah jenis brent diperdagangkan di harga USD69,85 per barel. Di mana, harga tersebut naik 3,6% dibandingkan sebelumnya di USD69,16 per barel.
Harga minyak akan tertahan USD70 per barel. Jika konflik menyebar ke ladang minyak Irak Selatan, harga minyak bisa mencapai USD80 per barel.
Baca juga: Harga Minyak Awal Tahun Naik Dipicu Ketegangan Timur Tengah
Terakhir, insiden serangan menewaskan Jenderal Iran Qasem Soleimani yang memimpin unit pasukan khusus Pengawal Revolusi elit Republik Islam itu. Serangan yang sama diduga telah menewaskan Abu Mahdi al-Muhandis Irak, wakil komandan milisi yang didukung Iran.
Beberapa jam setelah kematian Soleimani, pihak Iran mengatakan akan ada bentrokan berlangsung selama satu bulan di Irak. Milisi yang didukung Iran akan menyerang pangkalan Amerika.
Baca juga: Harga Minyak Mentah Turun di Penghujung Tahun 2019
Pemimpin tertinggu Iran Ayatollah Ali Khamenei memerintahkan tiga hari berkabung dan bersumpah untuk memberikan balas dendam atas tewasnya Soleimani. Soleimani telah lama menjadi tokoh kunci dalam politik Iran dan secara luas dianggap sebagai tokoh paling kuat kedua di negara Iran.
(Fakhri Rezy)