JAKARTA - Jika virus korona di China berubah menjadi wabah yang berkepanjangan, industri pariwisata di China mungkin akan memburuk.
Berita tentang virus penyebab pneumonia tersebut pertama kali muncul pada akhir Desember di kota Wuhan, China. Sembilan orang meninggal akibat virus ini. Pihak berwenang juga telah mengkonfirmasi lebih dari 400 kasus terjadi akibat virus korona, terutama di China. Tak hanya di China, negara-negara lain juga telah melaporkan penyakit tersebut, termasuk Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: Virus Korona China Menyebar, Bagaimana Indonesia Mencegah
Tidak jelas bagaimana ancaman virus ini akan berakhir, tetapi virus ini bisa saja menimbulkan penyakit lain yang mirip dengan sindrom pernafasan akut berat (SARS).
Dampak pada industri pariwisata Setelah industri pariwisata di China tumbuh 12% pada tahun 2002, sepertinya pertumbuhan pariwisata di sana akan memburuk untuk pertama kalinya. Hal ini dikarenakan wabah virus korona yang memasuki negeri tirai bambu tersebut.
"Nilai valuasi perusahaan pariwisata, termasuk situs pemandangan indah, pelaku bisnis perhotelan diperkirakan ratingnya akan menurun 20-50% pada saat ini," kata Kepala Penelitian UBS Sekuritas Eric Lin yang dilansir dari CNBC pada Rabu (22/1/2020).
Baca Juga: Sri Mulyani Antisipasi Dampak Virus Korona ke Perekonomian Indonesia
Pihak berwenang di China telah mengumumkan langkah-langkah untuk membatasi orang datang ke Wuhan. Pada Selasa (21/1/2020), Administrasi Penerbangan Sipil China mengumumkan bahwa maskapai penerbangan harus memproses pengembalian uang untuk penerbangan ke kota secara gratis.