SURABAYA - Perayaan Tahun Baru Imlek tidak lengkap rasanya apabila tidak membeli angpao. Di Surabaya, penjual angpao meraup untung besar dalam omzet penjualannya.
Angpao yang dijualnya laris manis, terutama angpao yang bergambar Tikus. Karena warga Tionghoa meyakini tahun 2020 merupakan tahun Tikus Logam yang memiliki makna tahun yang sibuk dan penuh kreativitas.
Baca juga: Jelang Perayaan Imlek, Penjualan Kim Cua Meningkat 10%
Seperti para penjual angpao di Pasar Atum Mal Surabaya, yang ramai dikunjungi warga Tionghoa. Para pedagang pernik Imlek ini pun meraup untung besar dalam omzet penjualan, lantaran barang dagangannya laris terjual.
Salim, pemilik toko mengaku bahwa tempat jualannya sudah ramai sejak beberapa minggu ini. Selain lampion dan berbagai pernik Imlek lainnya, angpao bergambar Tikus memang paling dicari oleh warga Tionghoa.
Baca juga: Jelang Imlek, Pedagang Pernak-pernik Ngeluh Hanya Kantongi Omzet Rp10 Juta
Ia juga mengaku bahwa omzet penjualannya mengalami peningkatan hingga seratus persen dibanding hari biasa. Pada hari biasa, penjualan pernik Imlek mempunyai keuntungan 1 juta rupiah per hari. Sementara menjelang Imlek, keuntungan bisa meningkat hingga Rp 6 juta per hari.
"Semakin mendekati semakin ramai dari mulai minggu kemarin sudah ramai sekali. Puncaknya ya hari sabtu dan minggu ini, yang paling utama adalah angpao, karena waktunya bagi-bagi angpao, baru lampion, pohon, angpao bergambar tikus logam, yang bermakna harus kerja keras," ungkap Salim, Jumat (24/1/2020).
Baca juga: Imlek, Menko Luhut: Tahun Babi Tanah Baik untuk Investasi
"Kalau dibanding hari biasa sudah naik banget, untuk angpaonya sudah kayak wajib, dibanding hari biasa seratus persen, dari mulai seribu sampai jutaan," tambah Salim.