JAKARTA - Dalam merancang arsitektur rumah banyak berbicara mengenai pengolahan waktu dan ruang sehingga tercipta lingkungan yang bermakna. Hal ini diungkapkan dengan permainan ruang padat serta berongga, hingga pernciptaan keindahan dalam cahaya yang membuat enak dipandang oleh mata.
Fengshui merupakan bagian dari kebudayaan China, termasuk mazhab yin-yang salah satu aliran filsafat. Feng shui artinya angin dan air, sesuatu yang dihasilkan oleh alam semesta.
Baca Juga: Tahun Baru Imlek, Intip Tata Letak Feng Shui Klasik dari Zaman Kaisar
Mengutip dalam buku 32 Disian Rumah Sesuai Feng Shui karya Djoko Darmawan, Jakarta, Minggu (26/1/2020), untuk merencanakan dan menganalisi suatu rumah, digunakan dua metode yaitu bazhai (delapan rumah) dan fey xing (bintang terbang).
Arsitektur tropis adalah wujud perencangan suatu binaan yang memperhatikan kondisi alam tropis berupa sinar matahari yang melimpah, curah hujan tinggi, dan kelembaban tinggi. Kondisi alam suatu tempat akan mempengaruhi sebuah tempat tinggal.
Indonesia yang beriklim tropis maka dalam mendesain sebuah rumah harus bisa memanfaatkan dan harus bisa mengatasi kendala yang ditimbulkan. Desain di tropis yang baik harus dapat mentasi kelembaban ruang, panas matahari yang tidak langsung masuk dalam ruang, dan air hujan tidak masuk ke dalam rumah.
Baca Juga: Imlek 2020, Kecocokan Bisnis versi Feng Shui
Secara umum, ada tugas kenyamanan yang harus dicapai dalam merencanakan rumah, yaitu sebagai berikut :
- Nyaman termal yaitu kondisi udara dalam ruang tidak panas maupun dingin.
- Nyaman audio yaitu rumah tidak bising.
- Nyaman visual yaitu rumah cukup cahaya.