NEW YORK - Dolar Amerika Serikat, Yen Jepang dan Franc Swiss menguat pada perdagangan Senin (28/1/2020) waktu setempat. Akan tetapi, Yuan China dan Dolar Australia mengalami penurunan imbas kekhawatiran penyebaran virus Korona.
Melansir Reuters, Jakarta, Selasa (28/1/2020), Sementara aset-aset safe haven telah menguat, di tengah terbatasnya pergerakan mata uang. Yen jepang yang paling tinggi naik 0,35% ke 108,89 meskipun tetap jauh di bawah puncaknya pada 8 Januari. Dolar pun naik 0,09% ke 97,941 dan Franc Swiss naik 0,18% ke 0,969.
Baca juga: Dolar AS Ditutup Menguat 0,17% Terhadap Sekeranjang Mata Uang
Otoritas kesehatan di seluruh dunia bekerja untuk mengendalikan wabah virus korona yang telah menewaskan 81 orang di China. Investor khawatir tentang dampak pada perjalanan, pariwisata dan kegiatan ekonomi yang lebih luas.
"Pasar semua bergejolak karena virus," kata Shaun Osborne, kepala strategi valuta asing di Scotia Capital.
Baca juga: Dolar AS Stagnan Waspadai Wabah Virus Korona
“Anda melihat aksi harga di pasar secara umum dan ini merupakan hari kinerja terbaik untuk safe-havens. Pasar khawatir bahwa ini adalah episode seperti SARS lain yang dapat meredam ekonomi global sampai batas tertentu," tambahnya.
“Kami pikir dolar minggu ini, jika tidak ada yang membaik, akan terus berjalan kuat ini. Tapi tentu saja, apa saja kapan saja dapat berubah jika tajuk berita berubah," ujarnya Juan Perez, pedagang valuta asing senior dan ahli strategi, Tempus Inc.
Baca juga: Uang Kertas Terbakar, Warga Australia Tukar di Bank Terdekat
Yuan lepas pantai merosot sebanyak 0,9% menjadi 6,99 per dolar , terlemah sejak 30 Desember.
Yuan mengalami kejatuhan sejak rally ke level tertinggi 5-1 / 2 bulan di awal Januari. Dolar telah menguat lebih dari 2% versus mata uang Cina sejak Senin lalu.
Dolar Australia, yang terpapar pada ekonomi China, terakhir turun 1,01% menjadi 0,676 AUD, setelah mencapai level terendah sejak 16 Oktober di awal sesi.
Pedagang mengatakan likuiditas rendah membantu memperburuk pergerakan pasar. Pasar keuangan di Cina, Hong Kong, Singapura dan Australia ditutup untuk liburan.
Euro jatuh ke level terendah dua bulan terhadap yen di 119,92 yen, EURJPY = dan terakhir 0,38% lebih rendah pada hari itu menjadi 119,97.
(Fakhri Rezy)