Pada kesempatan itu, Presiden menyampaikan bahwa semua patut bersyukur karena bisa berkumpul dari berbagai ragam marga dari keturunan Tionghoa. “Saya tahu di sini ada marga Tan, marga Oey, marga Gan, marga Pang, marga Lim, dan marga-marga yang lainnya yang tidak bisa saya sebut satu per satu karena saya tahu marga di keturunan tionghoa ini banyak sekali,” ujar Presiden.
Hal ini, menurut Presiden, sama dengan negara Indonesia yang sangat beragam, bermacam-macam suku, agama, etnis, yang hidup dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. “Saya senang pagi hari ini saya bisa memakai baju ini (red:cheongsam). Ketua panitianya pakai baju tradisional Jawa. Ini kan dibalik-balik. Menteri-menteri juga, silakan Pak Menteri coba, Pak Mensesneg, Pak Menko PMK. Pakai baju adat Tionghoa Pak Menko PMK tapi pakai peci,” tambah Presiden.
Kondisi yang beragam ini, menurut Presiden, tidak ada selain di Indonesia dengan keragaman 714 suku dan lebih dari 1.100 lebih bahasa daerah. “Ini yang patut kita syukuri bahwa meskipun kita beraneka ragam tetapi kita tetap satu sebagai saudara sebangsa setanah air yang hidup di Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tutur Presiden.
(Feby Novalius)