JAKARTA - Kepolisian Daerah Metro Jaya mengungkap kasus pembobolan rekening milik wartawan senior Ilham Bintang. Pembobolan tersebut, dengan modus membeli data nasabah bank dan juga membeli Sistem Laporan Informasi Keuangan (SLIK) OJK. Data itu nantinya digunakan untuk mencari target korban.
Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan, kejadian pembobolan melalui OJK itu menunjukkan, pengawas lembaga keuangan tersebut harus membenahi sistemnya. Artinya ada sistem yang tidak bisa dibangun oleh OJK sehingga membuat bisa diakses semua orang dan tidak ada verifikasi.
Berikut ini Okezone telah mengumpulkan fakta-fakta data nasabah OJK dibobol, Senin (10/2/2020)
1. Kelalaian Sistem Ini Membuat Banyak Orang Dirugikan
Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad menyatakan harus ada sanksi baik secara struktur maupun individu kepada orang-orang yang terlibat pada jual beli data nasabah.
"Ini kan ada hal kelalaian sistem yang sebabkan banyak orang dirugikan atau banyak orang manfaatkan ini dan menurut saya itu penting," ungkap dia di Jakarta, Kamis (6/2/2020).
Tauhid menerangkan, perlu untuk membangun sistem baru dan mengganti sumber daya manusia yang ada. "Karena tentu saja ada kelemahan teknologi yang dimanfaatkan orang lain," ujar Tauhid.
2. Otak Dari Pembobolan Ini Adalah Warga Palembang
Polda Metro Jaya mengungkapkan, kasus ini melibatkan 8 orang para pelaku pembobolan, yakni Desar (27), Teti (46), Wasno (52), Arman (53), Jati (33), Hendri (24), Rifan (25), dan Heni (25). Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus mengungkapkan, otak pembobolan rekening ini dikomandoi oleh tersangka Desar, warga Palembang, Sumatera Selatan.
Baca Juga: Sri Mulyani Tak Mau Asal Gelontorkan Dana ke Jiwasraya