JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Ditjen Sumber Daya Air menargetkan ada sekira delapan bendungan dalam Program Strategis Nasional (PSN) Pemerintah akan rampung tahun ini.
Mengutip data dari Kementerian PUPR, Kamis (20/2/2020), delapan bendungan tersebut, Bendungan Paselloreng di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Bendungan Ladongi Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Bendungan Tapin Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
Kemudian, Bendungan Way Sekampung Provinsi Lampung, Bendungan Kuningan Provinsi Jawa Barat, dan tiga bendungan di Provinsi Jawa Timur yakni Bendungan Bendo di Ponorogo, Bendungan Tukul di Pacitan dan Bendungan Gongseng di Bojonegoro.
1. Bendungan Paselloreng
Bendungan yang terletak di Sulsel, pembangunannya sudah rampung 100%. Bendungan ini memiliki luas genangan 1.892 hektare dengan kapasitas tampung 138 juta m3 untuk mengairi 8.510 hektare sawah. Pembangunannya dikerjakan oleh PT Wijaya Karya – PT Bumi Karsa, KSO (Kerjasama Operasi) dengan biaya Rp753,4 miliar.
Baca Juga: Selain Air Baku, Waduk Muara Nusa Dua Disiapkan Jadi Destinasi Wisata Baru Bali
2. Bendungan Tukul memiliki
Bendungan ini memiliki daya tampung 8.68 juta m3 untuk untuk mensuplai irigasi seluas 600 hektare dan air baku 300 liter per detik. Progres fisiknya sudah sudah 76,2%. Pembangunan bendungan Tukul dimulai pada 2013 hingga 2020 dengan kontraktor PT Brantas Abipraya sebesar Rp 904 miliar.
3. Bendungan Gongseng
Bendungan ini dibangun pada 2013 hingga 2020 dengan kapasitas tampungan 22,43 juta meter kubik. Saat ini progres konstruksinya 76,03%. Ditargetkan rampung pada tahun ini.
Baca Juga: Proyek Bendungan Jlantah Dimulai, Dananya Rp965 Miliar
4. Bendungan Bendo
Kapasitas bendungan ini sebesar 43,11 juta m3 air. Progres fisiknya sudah sebesar 70,97%. Pembangunan Bendungan Bendo dikerjakan oleh PT Wijaya Karya, PT Hutama Karya dan PT Nindya Karya (KSO) dengan biaya total sebesar Rp1,080 triliun.
5. Bendungan Ladongi
Bendungan ini juga ditargetkan selesai tahun ini. Berada di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), bendungan ini dimulai pada 2016 memiliki kapasitas tampung 45,94 juta m3 untuk mengairi areal sawah dengan layanan irigasi seluas 3.604 hektar. Saat ini progres fisiknya sudah 71,22%.