Ibu Kota Baru Terinspirasi Canberra, Ini Perbedaannya

, Jurnalis
Jum'at 21 Februari 2020 12:45 WIB
Desain Ibu Kota Baru. (Foto: Dok. Kementerian PUPR)
Share :

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kagum dengan tata kota Canberra, Australia. Kepala Negara pun akan menjadikan Canberra sebagai inspirasi pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur (Kaltim).

Namun begitu, lokasi pembangunan Kaltim dengan Canberra dinilai sangat berbeda. Akan ada potensi dampak sosial dan lingkungan bila Indonesia memaksakan ibu kota baru seperti Canberra.

Baca Juga: Canberra Jadi Inspirasi Pemindahan Ibu Kota Baru, Ini Respons Warga Negeri Kanguru

Direktur Rujak Centre for Urban Centre Elisa Sutanudjaja mengatakan, Kota Canberra dikenal sebagai kota yang sepi dengan transportasi umum yang terbatas. Awal perencanaan Kota Canberra dipengaruhi oleh era modernisasi, di saat budaya penggunaan mobil sedang meningkat.

"Konsep ibu kota baru Indonesia mengingatkan saya pada Canberra. Akan menjadi sulit bagi warga untuk berpergian dalam kota, kecuali kalau menggunakan mobil" ujar Elisa, dikutip dari ABC News, Jumat (21/2/2020).

Baca Juga: Tony Blair hingga Bos Softbank ke RI Bahas Investasi Ibu Kota Baru

Jika dibandingkan Canberra, ada pula sejumlah perbedaan karakter dengan ibu kota baru tersebut nantinya. Sebagai contoh, Canberra memiliki populasi yang relatif kecil dan rentan terhadap bencana nasional, seperti kebakaran hutan dan kekeringan.

"Fakta bahwa Canberra adalah ibu kota yang murni direncanakan, tanpa ada sejarah perkotaan sebelumnya, adalah satu-satunya penjelasan yang masuk akal untuk menjadikannya sumber inspirasi bagi ibu kota baru Indonesia," ujar Dosen Senior di Desain Arsitektur University of Melbourne Amanda Achmadi.

Sedangkan Kalimantan Timur menjadi rumah bagi orang hutan, beruang madu, dan monyet berhidung panjang, beberapa di antaranya sudah terancam keberadaannya akibat pertambangan batu bara dan perkebunan kelapa sawit.

Di wilayah ini ditemukan lebih dari 1.700 bekas tambang batubara yang meninggalkan lubang-lubang besar, sehingga perlu ditutup sebelum pembangunan dimulai.

"Kita perlu mempertimbangkan potensi dampak negatif dari lingkungan dan sosial dari kota yang nantinya diproyeksikan akan dihuni 5 juta tambahan penduduk ke situ," kata Amanda.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya