JAKARTA - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional atau Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) masih menghitung penurunan ekonomi akibat wabah virus Korona di tahun ini. Mengingat wabah virus Korona ini sudah menyebar ke beberapa negara yang menjadi mitra Indonesia.
Menteri PPN-Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan, masih menunggu sejauh mana wabah virus korona ini akan berlangsung. Oleh sebab itu, perlu menghitung dampak perekonomiannya.
Baca juga: AS Hapus Indonesia dari Daftar Negara Berkembang, BKPM Bentuk Tim Analis
"Paling enggak tingkat pertumbuhan ekonomi 2020 kita enggak tahun kan enggak tahun apa dia bisa 5,2% atau di bawah," ujarnya saat ditemui di Kantor Bappenas, Jakarta, Senin (24/2/2020).
Menurut Suharso, dampak virus korona terhadap perekonomian bahkan bisa berlanjut hingga 2021. Oleh karena itu, biasanya pemerintah akan menyesuaikan target-target pertumbuhan ekonomi dengan situasi di tahun sebelumnya.
Baca juga: AS Coret Indonesia dari Daftar Negara Berkembang, Kepala BKPM: Kita Cek Plus Minusnya
Sementara itu, untuk perkiraan pertumbuhan ekonomi 2021, pemerintah memperkirakan akan berada d ikisaran 5,1% hingga 5,7%. Angka tersebut masih akan didorong oleh sektor konsumsi di dalam negeri.
"2021 akan terkoreksi dengan tersendirinya ke atas atau ke bawah. Kita akan lihat internasional seperti apa. Karena ekonomi kita erat sekali dengan internasional," jelasnya.
Baca juga: Indonesia Dihapus dari Negara Berkembang, Kadin Minta Pemerintah Lobi AS
Menurut Suharso, dalam melakukan prediksi pemerintah akan tetap memperhatikan prediksi-prediksi dari lembaga internasional seperti Bank Dunia hingga IMF. Hanya saja disisi lain, pemerintah juga menyiapkan langkah antisipasi agar dampak virus korona ini tidak terlalu mengancam perekonomian.
"Tentu kalau asumsi makro ekonomi km kita ikutin internasional. Kalau terjadi perubahan ya kita menyesuaikan tapi tentu kita sendiri harus punya the best effort untuk menahan supaya ancaman ancaman itu masih bisa kita atasi," jelasnya.
(Fakhri Rezy)